Study tour, apa pun bila ada
nama lainnya, sebaiknya tidak
menjadi agenda yang selalu
ditargetkan. Wacana penghapus-
an study tour atau sejenisnya
menjadi rencana yang perlu di-
wujudkan. Mengapa harus diha-
pus?
Study tour atau wisata be-
jar menjadi:
1) Beban guru yang menjadi
panitia
2) Beban orang tua yang mem-
bayar ke sekolah
Namun begitu study tour
jangan diidentikan sebagai
praktik kerja siswa sekolah ke-
juruan. Sudy tour adalah khu-
sus wisata belajar bukan prak-
tik belajar. Bukan pula sebagai
praktik kerja.
Peristiwa bencana virus
corona merupakan awal yang
tepat untuk menyudahi riwayat
study tour. Di tengah pandemik
ini banyak study tour yang ga-
gal berangkat. Bukan suatu ke-
wajiban pula, jika dipaksakan
harus berangkat, meskipun sis-
wa sudah membayar biayanya.
Kesan study tour ini hura-
hura dan menari di atas keseng-
saraan orang tua. Bukan tidak
mungkin orang tua terpaksa
membayar, karena khawatir
anaknya tidak mendapat nilai.
Semestinya para pemangku
kepentingan untuk bertindak
bijak demi nasib anak bangsa.
Semoga ke depannya study tour
atau apa pun nama lainnya dan
tujuannya dihapus saja dari du-
nia pendidikan.
#menujukewarasan baru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar