Pembukaan sekolah jangan terge-
sa-gesa. Corona masih akan mengancam
keselamatan warga negara. Kita refleksi
dari pengalaman negara maju seperti
Tiongkok, Korea Selatan, Finlandia,
Perancis dan Jepang. Mereka gagal suk-
ses pelandaian wabah. Benar memang,
sebelum penerapan new normal seolah-
olah berhasil dalam memerangi corona.
Baru 1 atau 2 pekan diterapkan era ke-
normalan baru, kasus penularan kem-
bali melonjak. Apalagi Indonesia, yang
baru saja merayakan lebaran dan ke-
disiplinan warga kurang sekali.
Penerapan protokol kesehatan pada
masa covid-19 belum melandai adalah
bertarung dengan nyawa. Nanti siswa
malah menjadi korban kedunguan orang
dewasa yang egois dengan perhitungan
yang salah. Ditunda masuk 2 sampai 4
bulan, bahkan 6 bulan tak menjadi ma-
salah. Jalan keluar terbaik adalah guru
kembali mengajar WFH (work from
home).
Siswa kembali lagi belajar SFH
(study from home). Dengarkan himbau-
an guru, sebab guru yang paling me-
ngerti sekolahan. Kalau siswa bosan
di rumah wajar saja, perlu dimaklumi
karena mereka selama pengalaman
belajar dari rumah mendapat tugas
yang bertubi-tubi, baik dari guru,
maupun dari TVRI (televisi Republik
Indonesia.
Hal yang dilakukan untuk saat
ini adalah melanjutkan dahulu tahun
ajaran baru 2020/2021 dengan mem-
buka PPDB (penerimaan peserta didik
baru). Mengenai KBM di sekolah ma-
sih jauh dilakukan. Menunggu terja-
dinya pelandaian kasus infeksi covid-
19.
Intinya jangan tergesa-gesa dan
jangan sudah ada ancar-ancar masuk
berjenjang dengan shift atau mengu-
rangi jam belajar dan tanpa istirahat.
Lupakan itu! Nyawa lebih penting
daripada rencana.
#menujukewarasanbaru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar