Covid-19 masih mengancam untuk
3 bulan ke depan (sampai bulan Septem-
ber 2020). Pasalnya negara dari awal ti-
dak menggunakan strategi lockdown. Mungkin karena tidak ingin dianggap
ikut-ikutan.
Ajaibnya ketika negara lain berke-
mas-kemas new normal, Indonesia jus-
teru ikut-ikutan.
Hello... new normal ke Hongkong?
Lockdown saja belum, sudah mau new
normal. PSBB? Itu sih bukan lockdown!
Orang-orang masih bebas, kurang peng-
awasan. Beda dengan lockdown ala Ti-
ongkok.
Kemudian bagaimana? Data keki-
nian covid hari ini saja yang meninggal
dunia tambah 64 orang. Itu artinya ma-
sih ada pasien yang positif. Yang me-
ninggal sudah mencapai 2.198 orang.
Tentu kematian itu masih kecil diban-
dingkan jumlah penduduk 265 juta jiwa.
Bukan soal kecil jumlah orang yang
mati. Tapi tengok penderitaan keluarga
almarhum/almarhumah. Sekalian saja
dulu jangan ada PSBB. Biarkanlah seper-
ti Swedia, yang mati sudah di atas 4.000
orang. Indonesia tampaknya akan seper-
ti Swedia. Atau akan seperti Ekuador?
Daerah-daerah masih terus memer-
panjang masa PSBB. Perpanjangan sela-
lu 2 pekan (14 hari). Perpanjangan masa
PSBB terjadi karena warga kurang disi-
plin. Faktor ekonomilah sebagai alasan
yang dikemukakan. Daripada mati di
rumah lebih baik mati katena bekerja.
Tetapi alasan bekerja tidak semua benar.
Penularan terjadi karena kegiatannya
tidak penting. Keluar hanya untuk bera-
mai-ramai berwisata ria. Ke puncak, ke
laut, ke taman air, ke wahana wisata,
ke kolam tenang, ke Cafe, ke mal, ke
warung kopi dan ke tempat-tempat
yang ramai lainnya. Ibarat sarang se-
mut dibongkar, semut berkeliaran men-
cari tempat lain.
Mari kita lihat lagi 1 pekan ke de-
pan! Bagaimana hasilnya? Ingat data
terbaru harus jujur.
#menujukewarasanbaru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar