Masuk sekolah dalam waktu
dekat tak mungkin terlaksana.
Penularan masih merajalele.
Orang-orang masih bandel, ber-
keliaran tak tentu arah. Ini yang
memicu kekhawatiran guru ji-
ka sekolah ikut-ikutan transisi
new normal. Transisi saja sudah
rasa new normal. Bagaimana
bila langsung new normal?
Mungkin rasanya stroberi atau
minimal rasa srikaya.
Ada-ada saja. Lockdown
tidak, tahu-tahu semua ingin
longgar. Kebablasan jadinya.
BLT kebablasan. Sekolah juga
kebablasan. Lagi Corona be-
gini, pegawai bagian staf, ma-
sih saja disuruh stand by.
Mungkin Covid-19 ini tidaklah
menakutkan.
PPDB baru mulai. Sebagian
memilih online, sebagian lagi
jalur manual. Setelah selesai,
di bulan Juli nanti tahun ajaran
baru 2020/2021 segera (akan)
dimulai. Tetapi tanpa MPLS
(Masa Pengenalan Lingkungan
Sekolah).
Lupakan tahun ajaran baru
dengan pembukaan seremonial
atau menggunakan virtual. Bila
dipaksakan virtual, tanpa keha-
diran guru juga bisa. Sekolah
bisa membuat aplikasi sendiri,
menampilkan fotoprofil nama
guru dan mengampu mapelnya.
Kemudian saat tiba KBM la-
kukan dengan PJJ (pembelajaran
jarak jauh) yang santuy. Tidak di-
perintah harus pakai apa. Kemen-
dikbud cuma bilang: "Ayo Bapak-
Bapak/Ibu-ibu laksanakan PJJ,
semampunya saja!"
Begitu kan asik? Santuy, ti-
dak ribet, tidak repot, tidak men-
tang-mentang.
Penilaian pun diharapkan
santuy-sesantuy-santuynya. Se-
bab assesment ujung-ujungnya
KKM juga portalnya.
#menujukewarasanbaru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar