TKA Tiongkok akan masuk lagi
ke Indonesia, meskipun kemung-
kinan akan menyebar virus coro-
na lagi.
Mereka rajin bekerja, ketika
waktu sholat tak perlu sholat.
Sangat cocok untuk jargon pe-
merintah kita yang 3K (kerja, kerja
dan kerja.
Negeri yang mayoritas warga-
nya punya agama, Indonesis ter-
kesan tidak menganggap perlu a-
gama. Sedang kerja stop kerja un-
tuk Sholat Dzuhur, stop kerja un-
tuk Sholat Ashar, stop kerja untuk
Sholat Maghrib. Yang lembur lagi
kerja stop untuk Sholat Isya. Ini
tentu tidak efisien bagi perekono-
mian negara yang mengedepan-
kan 3K.
Perekonomian negara tidak a-
kan maju, bila rakyatnya sebentar-
sebentar ibadah. Lebih baik kan
kerja? Contohnya negara komun-
nis, ekonominya maju. Karena a-
pa? Mereka tak percaya Tuhan.
Jadi untuk apa ibadaah?
#menujukewarasanbaru
22 Juni 2020
19 Juni 2020
DARI AWAL CORONA ORANG INDONESIA HEBAT
Meskipun jumlah positif covid
di Indonesia relatif baru 2.339 (+63)
sampai tgl 18 Juni 2020 dan yang
sembuh 16.798 (+555), yang masih
di rumah sakit sekitar 23.000-
an, nyatanya angka positif covid
42.762 (+1.331) tidak ada artinya.
Benar kenyataan, nyata bila
orang Indonesia tidak memedu-
likan angka-angka di atas. Pokok-
nya new normal saja meskipun
belum normal. Tanggal 15 Juni
lalu new normal bagi sebagian
daerah. Khususnya Jakarta, mes-
kipun daerahnya belum betul-
betul aman.
Tengok saja angka pertam-
bahan covid yang positif 18 Juni
2020 ada +1.331. Ini skor terting-
gi sejak 02 Maret 2020.
Tenang orang Indonesia ke-
bal. Jangankan virus, Ratu virus
pun tidak sanggup menelan o-
rang Indonesia.
Gemar wara-wiri, anjang
sana-sini. Seolah tidak ada wa-
bah. Mati terserah Tuhan saja.
Tindakan ini didukung o-
leh pemerintah yang menerap-
kan new normal yang tidak
normal di saat covid belum me-
reda. Sambil menunggu vaksin.
Herd immunity, lagi-lagi.
Jika bukan herd immunity?
Apanya dong? Dang ... ding ...
dong ... !!!
#menujukewarasanbaru
di Indonesia relatif baru 2.339 (+63)
sampai tgl 18 Juni 2020 dan yang
sembuh 16.798 (+555), yang masih
di rumah sakit sekitar 23.000-
an, nyatanya angka positif covid
42.762 (+1.331) tidak ada artinya.
Benar kenyataan, nyata bila
orang Indonesia tidak memedu-
likan angka-angka di atas. Pokok-
nya new normal saja meskipun
belum normal. Tanggal 15 Juni
lalu new normal bagi sebagian
daerah. Khususnya Jakarta, mes-
kipun daerahnya belum betul-
betul aman.
Tengok saja angka pertam-
bahan covid yang positif 18 Juni
2020 ada +1.331. Ini skor terting-
gi sejak 02 Maret 2020.
Tenang orang Indonesia ke-
bal. Jangankan virus, Ratu virus
pun tidak sanggup menelan o-
rang Indonesia.
Gemar wara-wiri, anjang
sana-sini. Seolah tidak ada wa-
bah. Mati terserah Tuhan saja.
Tindakan ini didukung o-
leh pemerintah yang menerap-
kan new normal yang tidak
normal di saat covid belum me-
reda. Sambil menunggu vaksin.
Herd immunity, lagi-lagi.
Jika bukan herd immunity?
Apanya dong? Dang ... ding ...
dong ... !!!
#menujukewarasanbaru
16 Juni 2020
PSBB GAK NGEFEK
Penerapan PSBB ga ngefek, sob.
Buktinya sejak 02 Maret - 16 Juni 2020
kasus COVID-19 bertambah signifikan
menjadi 40.400 kasus (1.106) yang po-
sitif.Jika todak tertangani, maka di bu-
lan September 2020 nanti bisa menca-
pai lebih dari 70.000 kasus. Bahkan bi-
sa mencapai 90.000. Sebab zona merah
dan cluster baru masih banyak.
PSBB awalnya juga mengadopsi
lockdown ala Belanda, negara ysng
menjajah Indonesia ratusan tahun.
Cara itu yang diikuti, berantakanlah
penanganan Corona di Indonesia.
Kita tunggu saja 1 pekan atau 1
bulan ke depan. Bagaimana nasib
orang-orang covid di Indonesia.
#menujukewarasanbaru
Buktinya sejak 02 Maret - 16 Juni 2020
kasus COVID-19 bertambah signifikan
menjadi 40.400 kasus (1.106) yang po-
sitif.Jika todak tertangani, maka di bu-
lan September 2020 nanti bisa menca-
pai lebih dari 70.000 kasus. Bahkan bi-
sa mencapai 90.000. Sebab zona merah
dan cluster baru masih banyak.
PSBB awalnya juga mengadopsi
lockdown ala Belanda, negara ysng
menjajah Indonesia ratusan tahun.
Cara itu yang diikuti, berantakanlah
penanganan Corona di Indonesia.
Kita tunggu saja 1 pekan atau 1
bulan ke depan. Bagaimana nasib
orang-orang covid di Indonesia.
#menujukewarasanbaru
PASAR SUDAH LAMA MENJADI CLUSTER CORONA
Pembatasan pasar terjadi sejak
penetapan PSBB (Pembatasan Sosial
Berskala Besar), yaitu sejak perte-
ngahan April 2020 di Indonesia.
Kemudian menyusul ditutupnya be-
berapa pasar di zona merah dan zo-
na kuning.
Misal di Kota Tangerang, kerap
ada razia lapak pedagang di luar
pasar di tepi jalan ketika PSBB ma-
sih diperpanjang. Hal itu terjadi
karena ada pedagang di pasar yang
positif Covid-19. Satpol PP sering
menindak lapak-lapak.
Sekarang baru 1 hari diberla-
kukan fase new normal sudah ada
indikasi pasar menjadi cluster ba-
ru Corona.
Pasar di Indonesia umumnya
masih tradisional. Ramai tanpa
pembatasan jarak. Inilah yang
menjadi sebab pasar menjadi clus-
ter corona. Di Jakarta diberlaku-
kan nomor ganjil genap terhadap
toko dan lapak sejak awal masa
new normal 15 Juni 2020.
Ketakutan ini tidak dikuti ke-
sadaran pedagang untuk mau me-
lakukan Rapid test. Sebagian me-
nolak dengan alasan ada isu la-
poran hasilnya tidak akurat.
Perlu kesadaran warga di pa-
sar untuk mematuhi protokol ke-
sehatan. Tapi padat dan ramai
menjadi kesulitan jaga jarak. Juga
kurang kesadaran pedagang un-
tuk menggunakan masker. Begitu
juga dengan pembeli yang banyak
tidak menggunakan masker. Pada-
hal harga masker tidak terlalu ma-
hal, sekitar Rp 5.000 - Rp 10.000.
#menujukewarasanbaru
penetapan PSBB (Pembatasan Sosial
Berskala Besar), yaitu sejak perte-
ngahan April 2020 di Indonesia.
Kemudian menyusul ditutupnya be-
berapa pasar di zona merah dan zo-
na kuning.
Misal di Kota Tangerang, kerap
ada razia lapak pedagang di luar
pasar di tepi jalan ketika PSBB ma-
sih diperpanjang. Hal itu terjadi
karena ada pedagang di pasar yang
positif Covid-19. Satpol PP sering
menindak lapak-lapak.
Sekarang baru 1 hari diberla-
kukan fase new normal sudah ada
indikasi pasar menjadi cluster ba-
ru Corona.
Pasar di Indonesia umumnya
masih tradisional. Ramai tanpa
pembatasan jarak. Inilah yang
menjadi sebab pasar menjadi clus-
ter corona. Di Jakarta diberlaku-
kan nomor ganjil genap terhadap
toko dan lapak sejak awal masa
new normal 15 Juni 2020.
Ketakutan ini tidak dikuti ke-
sadaran pedagang untuk mau me-
lakukan Rapid test. Sebagian me-
nolak dengan alasan ada isu la-
poran hasilnya tidak akurat.
Perlu kesadaran warga di pa-
sar untuk mematuhi protokol ke-
sehatan. Tapi padat dan ramai
menjadi kesulitan jaga jarak. Juga
kurang kesadaran pedagang un-
tuk menggunakan masker. Begitu
juga dengan pembeli yang banyak
tidak menggunakan masker. Pada-
hal harga masker tidak terlalu ma-
hal, sekitar Rp 5.000 - Rp 10.000.
#menujukewarasanbaru
15 Juni 2020
COVID MASIH TINGGI, TARIK BANG!
Covid-19 masih mengancam untuk
3 bulan ke depan (sampai bulan Septem-
ber 2020). Pasalnya negara dari awal ti-
dak menggunakan strategi lockdown. Mungkin karena tidak ingin dianggap
ikut-ikutan.
Ajaibnya ketika negara lain berke-
mas-kemas new normal, Indonesia jus-
teru ikut-ikutan.
Hello... new normal ke Hongkong?
Lockdown saja belum, sudah mau new
normal. PSBB? Itu sih bukan lockdown!
Orang-orang masih bebas, kurang peng-
awasan. Beda dengan lockdown ala Ti-
ongkok.
Kemudian bagaimana? Data keki-
nian covid hari ini saja yang meninggal
dunia tambah 64 orang. Itu artinya ma-
sih ada pasien yang positif. Yang me-
ninggal sudah mencapai 2.198 orang.
Tentu kematian itu masih kecil diban-
dingkan jumlah penduduk 265 juta jiwa.
Bukan soal kecil jumlah orang yang
mati. Tapi tengok penderitaan keluarga
almarhum/almarhumah. Sekalian saja
dulu jangan ada PSBB. Biarkanlah seper-
ti Swedia, yang mati sudah di atas 4.000
orang. Indonesia tampaknya akan seper-
ti Swedia. Atau akan seperti Ekuador?
Daerah-daerah masih terus memer-
panjang masa PSBB. Perpanjangan sela-
lu 2 pekan (14 hari). Perpanjangan masa
PSBB terjadi karena warga kurang disi-
plin. Faktor ekonomilah sebagai alasan
yang dikemukakan. Daripada mati di
rumah lebih baik mati katena bekerja.
Tetapi alasan bekerja tidak semua benar.
Penularan terjadi karena kegiatannya
tidak penting. Keluar hanya untuk bera-
mai-ramai berwisata ria. Ke puncak, ke
laut, ke taman air, ke wahana wisata,
ke kolam tenang, ke Cafe, ke mal, ke
warung kopi dan ke tempat-tempat
yang ramai lainnya. Ibarat sarang se-
mut dibongkar, semut berkeliaran men-
cari tempat lain.
Mari kita lihat lagi 1 pekan ke de-
pan! Bagaimana hasilnya? Ingat data
terbaru harus jujur.
#menujukewarasanbaru
3 bulan ke depan (sampai bulan Septem-
ber 2020). Pasalnya negara dari awal ti-
dak menggunakan strategi lockdown. Mungkin karena tidak ingin dianggap
ikut-ikutan.
Ajaibnya ketika negara lain berke-
mas-kemas new normal, Indonesia jus-
teru ikut-ikutan.
Hello... new normal ke Hongkong?
Lockdown saja belum, sudah mau new
normal. PSBB? Itu sih bukan lockdown!
Orang-orang masih bebas, kurang peng-
awasan. Beda dengan lockdown ala Ti-
ongkok.
Kemudian bagaimana? Data keki-
nian covid hari ini saja yang meninggal
dunia tambah 64 orang. Itu artinya ma-
sih ada pasien yang positif. Yang me-
ninggal sudah mencapai 2.198 orang.
Tentu kematian itu masih kecil diban-
dingkan jumlah penduduk 265 juta jiwa.
Bukan soal kecil jumlah orang yang
mati. Tapi tengok penderitaan keluarga
almarhum/almarhumah. Sekalian saja
dulu jangan ada PSBB. Biarkanlah seper-
ti Swedia, yang mati sudah di atas 4.000
orang. Indonesia tampaknya akan seper-
ti Swedia. Atau akan seperti Ekuador?
Daerah-daerah masih terus memer-
panjang masa PSBB. Perpanjangan sela-
lu 2 pekan (14 hari). Perpanjangan masa
PSBB terjadi karena warga kurang disi-
plin. Faktor ekonomilah sebagai alasan
yang dikemukakan. Daripada mati di
rumah lebih baik mati katena bekerja.
Tetapi alasan bekerja tidak semua benar.
Penularan terjadi karena kegiatannya
tidak penting. Keluar hanya untuk bera-
mai-ramai berwisata ria. Ke puncak, ke
laut, ke taman air, ke wahana wisata,
ke kolam tenang, ke Cafe, ke mal, ke
warung kopi dan ke tempat-tempat
yang ramai lainnya. Ibarat sarang se-
mut dibongkar, semut berkeliaran men-
cari tempat lain.
Mari kita lihat lagi 1 pekan ke de-
pan! Bagaimana hasilnya? Ingat data
terbaru harus jujur.
#menujukewarasanbaru
14 Juni 2020
UPDATE COVID-19 TIAP HARI HANYA DAGELAN PANGGUNG
Dagelan, dagelan, dagelan
meski ora lucu. Begitulah pang-
gung konfirmasi virus corona
di Indonesia.
Tiap hari diumumkan da-
ta persebaran covid-19 di layar
TV. Kata pengantarnya yang
panjang, berputar-putar, ujung-
ujungnya dikatakan wajar, ka-
rena tes Rapid, Swab dan PCR
bersifat masif.
Saya tiap hari selama lauk
daun di rumah selalu mengikuti
beritanya. Satu per satu gugus
tugas tampil, bla bla bla. Lama
sekali ngalor-ngidul yang dika-
takan.
Ujung-ujungnya masyara-
kat diminta patuhi protokol ke-
sehatan. Jaga jarak, pakai mas-
ker dan rajin cuci tangan. Tapi
disuguhi tatanan normal baru
dengan protokol kesehatan.
Dagelan alias guyonan sa-
ja di tengah wabah pandemik
corona yang masih sangat ting-
gi. Kita diharapkan disiplin da-
lam menjalani kehidupan adap-
tasi atau kebiasaan notmal ba-
ru. Normal baru yang akan di-
terapkan ini dengan penuh ke-
hati-hatian. Sebab sangat besar
kemungkinan terjadi gelom-
bang ke-2.
#menujukewarasanbaru
meski ora lucu. Begitulah pang-
gung konfirmasi virus corona
di Indonesia.
Tiap hari diumumkan da-
ta persebaran covid-19 di layar
TV. Kata pengantarnya yang
panjang, berputar-putar, ujung-
ujungnya dikatakan wajar, ka-
rena tes Rapid, Swab dan PCR
bersifat masif.
Saya tiap hari selama lauk
daun di rumah selalu mengikuti
beritanya. Satu per satu gugus
tugas tampil, bla bla bla. Lama
sekali ngalor-ngidul yang dika-
takan.
Ujung-ujungnya masyara-
kat diminta patuhi protokol ke-
sehatan. Jaga jarak, pakai mas-
ker dan rajin cuci tangan. Tapi
disuguhi tatanan normal baru
dengan protokol kesehatan.
Dagelan alias guyonan sa-
ja di tengah wabah pandemik
corona yang masih sangat ting-
gi. Kita diharapkan disiplin da-
lam menjalani kehidupan adap-
tasi atau kebiasaan notmal ba-
ru. Normal baru yang akan di-
terapkan ini dengan penuh ke-
hati-hatian. Sebab sangat besar
kemungkinan terjadi gelom-
bang ke-2.
#menujukewarasanbaru
DIBILANG BELUM WAKTUNYA NEW NORMAL, BADER!
Belum waktunya new normal.
Tetap banyak di rumah, jangan ja-
lan-jalan. Jangan piknik-piknik.
Bader pada ente. Ini lagi yang tua,
bukannya larang keluar rumah ma-
lah jadi biang keladi.
Nyawa, man, nyawa. Minimal
sekarat di rumah sakit. Orang-orang
masih pada bader. Ga pake masker,
desak-desakan, dempet-dempetan.
Si Corona masih bergentayang-
an mencari mangsa. Dari yang tua
sampai yang muda. Ingat, sudah bo-
san hidup. Mau mengurangi para
pesaing? Jangan begitu caranya!
Hidup itu musti bijak. Salah-sa-
lah bisa celaka. Dunia usaha, niaga
dan sekolah masih belum aman.
Tambah banyak lagi dah yang covid.
Tahan diri, ente belon kebal be-
ner. Baru juga dibisikin new normal,
roman-romannya pada euforia. Be-
bas gitu?
Rencana itu harus matang. Ja-
ngan coba- coba, kaya buka lemari
tutup lemari. Mati baru tahu rasa!
#menujukewarasanbaru
Tetap banyak di rumah, jangan ja-
lan-jalan. Jangan piknik-piknik.
Bader pada ente. Ini lagi yang tua,
bukannya larang keluar rumah ma-
lah jadi biang keladi.
Nyawa, man, nyawa. Minimal
sekarat di rumah sakit. Orang-orang
masih pada bader. Ga pake masker,
desak-desakan, dempet-dempetan.
Si Corona masih bergentayang-
an mencari mangsa. Dari yang tua
sampai yang muda. Ingat, sudah bo-
san hidup. Mau mengurangi para
pesaing? Jangan begitu caranya!
Hidup itu musti bijak. Salah-sa-
lah bisa celaka. Dunia usaha, niaga
dan sekolah masih belum aman.
Tambah banyak lagi dah yang covid.
Tahan diri, ente belon kebal be-
ner. Baru juga dibisikin new normal,
roman-romannya pada euforia. Be-
bas gitu?
Rencana itu harus matang. Ja-
ngan coba- coba, kaya buka lemari
tutup lemari. Mati baru tahu rasa!
#menujukewarasanbaru
Langganan:
Komentar (Atom)
REKRUT TKA, KARENA TKA GA PERLU SHOLAT
TKA Tiongkok akan masuk lagi ke Indonesia, meskipun kemung- kinan akan menyebar virus coro- na lagi. Mereka rajin bekerja, k...