22 Juni 2020

REKRUT TKA, KARENA TKA GA PERLU SHOLAT

     TKA Tiongkok akan masuk lagi
ke Indonesia, meskipun kemung-
kinan akan menyebar virus coro-
na lagi.

      Mereka rajin bekerja, ketika
waktu sholat tak perlu sholat.

     Sangat cocok untuk jargon pe-
merintah kita yang 3K (kerja, kerja
dan kerja.

     Negeri yang mayoritas warga-
nya punya agama, Indonesis ter-
kesan tidak menganggap perlu a-
gama. Sedang kerja stop kerja un-
tuk Sholat Dzuhur, stop kerja un-
tuk Sholat Ashar, stop kerja untuk

Sholat Maghrib. Yang lembur lagi
kerja stop untuk Sholat Isya. Ini
tentu tidak efisien bagi perekono-
mian negara yang mengedepan-
kan 3K.

      Perekonomian negara tidak a-
kan maju, bila rakyatnya sebentar-
sebentar ibadah. Lebih baik kan
kerja? Contohnya negara komun-
nis, ekonominya maju. Karena a-
pa?  Mereka tak percaya Tuhan.
Jadi untuk apa ibadaah?


#menujukewarasanbaru


19 Juni 2020

DARI AWAL CORONA ORANG INDONESIA HEBAT

         Meskipun jumlah positif covid
di Indonesia relatif baru 2.339 (+63)
sampai tgl 18 Juni 2020 dan yang
sembuh 16.798 (+555), yang masih
di rumah sakit sekitar 23.000-
an, nyatanya angka positif covid
42.762 (+1.331) tidak ada artinya.

         Benar kenyataan, nyata bila
orang Indonesia tidak memedu-
likan angka-angka di atas. Pokok-
nya new normal saja meskipun
belum normal.  Tanggal 15 Juni
lalu new normal bagi sebagian
daerah. Khususnya Jakarta, mes-
kipun daerahnya belum betul-
betul aman.

         Tengok saja angka pertam-
bahan covid yang positif 18 Juni
2020 ada +1.331. Ini skor terting-
gi sejak 02 Maret 2020.

         Tenang orang Indonesia ke-
bal. Jangankan virus, Ratu virus
pun tidak sanggup menelan o-
rang Indonesia.


         Gemar wara-wiri, anjang
sana-sini. Seolah tidak ada wa-
bah. Mati terserah Tuhan saja.

         Tindakan ini didukung o-
leh pemerintah yang menerap-
kan new normal yang tidak
normal di saat covid belum me-
reda. Sambil menunggu vaksin.

         Herd immunity, lagi-lagi.
Jika   bukan herd immunity?
Apanya dong? Dang ... ding  ...
dong ... !!!

#menujukewarasanbaru

16 Juni 2020

PSBB GAK NGEFEK

         Penerapan PSBB ga ngefek, sob.
Buktinya sejak 02 Maret - 16 Juni 2020
kasus COVID-19 bertambah signifikan
menjadi 40.400 kasus (1.106) yang po-
sitif.Jika todak tertangani, maka di bu-
lan September 2020 nanti bisa menca-
pai lebih dari 70.000 kasus. Bahkan bi-
sa mencapai 90.000. Sebab zona merah
dan cluster baru masih banyak.

         PSBB awalnya juga mengadopsi
lockdown ala Belanda, negara ysng
menjajah Indonesia ratusan tahun.
Cara itu yang diikuti, berantakanlah
penanganan Corona di Indonesia.

         Kita tunggu saja 1 pekan atau 1
bulan ke depan. Bagaimana nasib
orang-orang covid di Indonesia.


#menujukewarasanbaru

PASAR SUDAH LAMA MENJADI CLUSTER CORONA

         Pembatasan pasar terjadi sejak
penetapan PSBB (Pembatasan Sosial
Berskala Besar), yaitu sejak perte-
ngahan April 2020 di Indonesia.
Kemudian menyusul ditutupnya be-
berapa pasar di zona merah dan zo-
na kuning.

         Misal di Kota Tangerang, kerap
ada razia lapak pedagang di luar
pasar di tepi jalan ketika PSBB ma-
sih diperpanjang. Hal itu terjadi
karena ada pedagang di pasar yang
positif Covid-19. Satpol PP sering
menindak lapak-lapak.

         Sekarang baru 1 hari diberla-
kukan fase new normal sudah ada
indikasi pasar menjadi cluster ba-
ru Corona.

         Pasar di Indonesia umumnya
masih tradisional.  Ramai tanpa
pembatasan jarak.  Inilah yang
menjadi sebab pasar menjadi clus-
ter corona. Di Jakarta diberlaku-
kan nomor ganjil genap terhadap
toko dan lapak sejak awal masa
new normal 15 Juni 2020.

         Ketakutan ini tidak dikuti ke-
sadaran pedagang untuk mau me-
lakukan Rapid test. Sebagian me-
nolak dengan alasan ada isu la-
poran hasilnya tidak akurat.

         Perlu kesadaran warga di pa-
sar untuk mematuhi protokol ke-
sehatan. Tapi padat dan ramai
menjadi kesulitan jaga jarak. Juga
kurang kesadaran pedagang un-
tuk menggunakan masker. Begitu
juga dengan pembeli yang banyak
tidak menggunakan masker. Pada-
hal harga masker tidak terlalu ma-
hal, sekitar Rp 5.000 - Rp 10.000.


#menujukewarasanbaru

15 Juni 2020

COVID MASIH TINGGI, TARIK BANG!

         Covid-19 masih mengancam untuk
3 bulan ke depan (sampai bulan Septem-
ber 2020). Pasalnya negara dari awal ti-
dak menggunakan strategi lockdown. Mungkin karena tidak ingin dianggap
ikut-ikutan.

          Ajaibnya ketika negara lain berke-
mas-kemas new normal, Indonesia jus-
teru  ikut-ikutan.

         Hello... new normal ke Hongkong?
Lockdown saja belum, sudah mau new
normal. PSBB? Itu sih bukan lockdown!
Orang-orang masih bebas, kurang peng-
awasan. Beda dengan lockdown ala Ti-
ongkok.

         Kemudian bagaimana? Data keki-
nian covid hari ini saja yang meninggal
dunia tambah 64 orang. Itu artinya ma-
sih ada pasien yang positif. Yang me-
ninggal sudah mencapai 2.198 orang.
Tentu kematian itu masih kecil diban-
dingkan jumlah penduduk 265 juta jiwa.

         Bukan soal kecil jumlah orang yang
mati. Tapi tengok penderitaan keluarga
almarhum/almarhumah. Sekalian saja
dulu jangan ada PSBB. Biarkanlah seper-
ti Swedia, yang mati sudah di atas 4.000
orang. Indonesia tampaknya akan seper-
ti Swedia. Atau akan seperti Ekuador?

         Daerah-daerah masih terus memer-
panjang masa PSBB. Perpanjangan sela-
lu 2 pekan (14 hari). Perpanjangan masa
PSBB terjadi karena warga kurang disi-
plin. Faktor ekonomilah sebagai alasan
yang dikemukakan. Daripada mati di
rumah lebih baik mati katena bekerja.
Tetapi alasan bekerja tidak semua benar.
Penularan terjadi karena kegiatannya
tidak penting. Keluar hanya untuk bera-
mai-ramai berwisata ria. Ke puncak, ke
laut, ke taman air, ke wahana wisata,
ke kolam tenang, ke Cafe, ke mal, ke
warung kopi dan ke tempat-tempat
yang ramai lainnya. Ibarat sarang se-
mut dibongkar, semut berkeliaran men-
cari tempat lain.

         Mari kita lihat lagi 1 pekan ke de-
pan! Bagaimana hasilnya? Ingat data
terbaru harus jujur.

#menujukewarasanbaru


14 Juni 2020

UPDATE COVID-19 TIAP HARI HANYA DAGELAN PANGGUNG

         Dagelan, dagelan, dagelan
meski ora lucu. Begitulah pang-
gung konfirmasi virus corona
di Indonesia.

         Tiap hari diumumkan da-
ta persebaran covid-19 di layar
TV. Kata pengantarnya yang
panjang, berputar-putar, ujung-
ujungnya dikatakan wajar, ka-
rena tes Rapid, Swab dan PCR
bersifat masif.

         Saya tiap hari selama lauk
daun di rumah selalu mengikuti
beritanya. Satu per satu gugus
tugas tampil, bla bla bla. Lama
sekali ngalor-ngidul yang dika-
takan.

         Ujung-ujungnya masyara-
kat diminta patuhi protokol ke-
sehatan. Jaga jarak, pakai mas-
ker dan rajin cuci tangan. Tapi
disuguhi tatanan normal baru
dengan protokol kesehatan.

         Dagelan alias guyonan sa-
ja di tengah wabah pandemik
corona yang masih sangat ting-
gi. Kita diharapkan disiplin da-
lam menjalani kehidupan adap-
tasi atau kebiasaan notmal ba-
ru. Normal baru yang akan di-
terapkan ini  dengan penuh ke-
hati-hatian. Sebab sangat besar
kemungkinan terjadi gelom-
bang ke-2.


#menujukewarasanbaru

DIBILANG BELUM WAKTUNYA NEW NORMAL, BADER!

         Belum waktunya new normal.
Tetap banyak di rumah, jangan ja-
lan-jalan. Jangan piknik-piknik.
Bader pada ente. Ini lagi yang tua,
bukannya larang keluar rumah ma-
lah jadi biang keladi.

         Nyawa, man, nyawa. Minimal
sekarat di rumah sakit. Orang-orang
masih pada bader. Ga pake masker,
desak-desakan, dempet-dempetan.

         Si Corona masih bergentayang-
an mencari mangsa. Dari yang tua
sampai yang muda. Ingat, sudah bo-
san hidup. Mau mengurangi para
pesaing? Jangan begitu caranya!

         Hidup itu musti bijak. Salah-sa-
lah bisa celaka. Dunia usaha, niaga
dan sekolah masih belum aman.
Tambah banyak lagi dah yang covid.

         Tahan diri, ente belon kebal be-
ner. Baru juga dibisikin new normal,
roman-romannya pada euforia. Be-
bas gitu?

         Rencana itu harus matang. Ja-
ngan coba- coba, kaya buka lemari
tutup lemari. Mati baru tahu rasa!


#menujukewarasanbaru

MEMUAKKAN, NENUJU NORMAL BARU TETAPI CORONA MASIH TINGGI

         Memuakkan, alih-alih menutup
celah pelonggaran, besok malah mu-
lai new normal.

         Indonesia masih lebih baik da-
ripada negara lain dalam melakukan
Rapid test dan Test Swab. Penyebar-
an penularannya tidak merata. De-
ngan jangkauan wilayah Indonesia
yang luas, tidak semua daerah me-
ngalami peningkatan covid-19. Ada
daerah yang tidak ada penambahan
lagi.

         Besok mengawali adaptasi kebi-
asaan baru. ASN mulai masuk kerja
lagi. Jaga jarak, patuhi protokol   ke-
sehatan. Kerja dengan shift, agar per-
gi pulang kerja tidak menumpuk di
jalan. Hari ini Ahad, 14 Juni 2020 pe-
nambahan positif covid hanya 857
sehingga menjadi 38.277 orang dan
yang sembuh bertambah 755 men-
jadi 14.531 dan yang meninggal ha-
nya bertambah 43 menjadi 2.134
orang.

         Besok mal-mal dan kantor-
kantor akan dibuka. Aturan PSBB
masih berlaku. Sekali lagi jaga ja-
rak. Kepatuhan setiap warga ne-
gara menentukan keberhasilan
dalam adaptasi kebiasaan baru.
Pakai masker dan cuci tangan.
Jangan menyentuh area yang se-
ring dipegang orang. Segeralah
pulang dan langsung mandi sam-
pai bersih.


#menujukewarasanbaru

13 Juni 2020

VIRUS COVID-19 AKAN SELALU BERDAMPINGAN DENGAN VIRUS AIDS

         Sejak awal pandemik virus
Corona, Saya sudah memrediksi
ini akan lama sampai Agustus
2020 di Indonesia. Betapa tidak?
Ketika Saya siap-siap akan meng-
ajar pada 16 Maret 2020, tiba-
tiba mendapat kabar dari teman
di hari Ahad, 15 Maret 2020 me-
lalui WA bahwa sekolah libur dari
tanggal 16-30 Maret 2020.

         Kemudian berkembang de-
ngan istilah WFH. Sehingga ke-
giatan KBM dari rumah melalui
cara PJJ. PJJ kemarin berlangsung
selama 3 bulan (16 Maret-02 Juni
2020).

          Para ahli statistik memerki-
rakan pandemik Covid-19 berak-
hirnya tidak konsisten : Mei, Juni
atau Juli 2020. Catatan terakhir
hari ini Sabtu, 13 Juni 2020 ber-
ubah lagi: September 2020.

         Saya pun tidak konsisten de-
ngan alasan:

1) Orang yang covid masih tinggi
2) OTG masih banyak
3) Pemerintah tidak konsisten da-
     lam penanganan covid
4) Vaksin belum ditemukan
5) Saya anggap covid-19 pendam-
    ping AIDS

         Selama vaksin belum dite-
mukan, peluang penularan virus
ini masih akan terjadi tahunan.
Bagaimana kita menyikapinya?

         Sisi baiknya, virus corona
ada ancaman bagi penderita AIDS.
Supaya orang berhati-hati dengan
kehidupan seksnya. Mungkin
ODA aman dari kematian akibat
HIV, tetapi tidak selamat dari
Covid-19. Sebab kematian akibat
covid umumnya menyerang pa-
sien dengan penyakit bawaan atau
penyerta. Yang umum penyakit
penyerta adalah penyakit perna-
pasan dan jantung. Tidak menutup
kemungkinan pasien dengan pem-
bawaan ODA dapat mengalami
kematian. Perlu diteliti kemung-
kinan ini. Hiduplah secara sehat
dan normal!


#menujukewarasanbaru

PENERAPAN NEW NORMAL BATAL? NGGAK, ORANG SUDAH NEW NORMAL RASA TRANSISI

         Geregetan... ya itulah kesan
kita kalau ada yang bilang new
normal batal.

          New normal nggak akan ba-
tal, karena sudah berjalan lama.
New normal rasa PSBB; PSBB rasa
nggak ada rasa PSBB; PSBB rasa
new normal; PSBB transisi rasa
new normal. Dan New normal ra-
sa PSBB transisi.

         PSBB rasa transisi yang rasa
new normal ini dan tudingan herd
immunity seberapa efektif dengan
pembentukan kekebalan tubuh
masyarakat. Mungkin memang su-
dah meluas kebalnya di 34 provinsi.

         Diharapkan dengan herd im-
munity, orang Indonesia tidak lagi
takut keluar rumah. Meskipun me-
ngorbankan mereka yang mati le-
bih dahulu. Tudingan  ini harus
perlu bukti yang banyak. Sehingga
satu generasi akan aman menapaki
hidup seabad ke depan. Sebelum
terjadi siklus 100 tahunan wabah
pandemik berikutnya.


#menujujewarasanbaru

12 Juni 2020

SEKOLAH MASIH BELUM AMAN, OMONG KOSONG OPSI-OPSI

         Opsi dunia pendidikan sudah
dirumuskan di tengah corona yang
masih mengancam.

         Mencermati penambahan kasus
Covid-19, beberapa kepala pemerin-
tahan daerah dengan tegas menyata-
kan sekolah di daerahnya akan dibu-
ka pada Januari  2021. Yang lain telah
membukanya pada 8 Juni 2020 lalu,
sebagian lagi masih menunggu ke-
mungkinan covid mereda.

         Dalam situasi dilonggarkan, be-
sar kemungkinan covid ini tidak akan
hilang dalam waktu dekat. Yang dae-
rahnya sudah buka sekolah, lihat saja
nanti tutup lagi. Yang sudah pede de-
ngan opsi masih akan kemungkinan
menerapkan opsi dengan protokol
kesehatan yang ketat.

          Sekolah belum aman, Bung!
Lupakanlah opsi kalian itu. Omong ko-
song semua rencana jarak meja ber-
jauhan, gelombang shift, libur separo-
separo, pakai masker, cuci tangan de-
ngan sabun, jam belajar dipangkas
dan tanpa istirahat. Omong kosong
itu semua! Indonesia belum aman,
Cuy!

         Sekarang bagaimana? Tunda saja
KBM di sekolah. Penularan masih ada
terus selama orang-orang berkegiatan
dilonggarkan. Lha wong mal mau di-
buka dan yang positif masih banyak.

         Yang di sekolah kan guru dan mu-
rid? Betul? Yang akan tertular corona
kan mereka? Betul? Ente kan nggak di
sekolah? Betul? Gampang saja menjeru-muskan orang lain untuk mati? Betul?


#menujukewarasanbaru

NEW NORMAL RASA TRANSISI

         Apalah namanya, sudah tak
karuan. Dibilang PSPB juga rasa
longgar. Dibilang new normal
juga rasa transisi. Dibilang tran-
sisi juga rasa new normal. Terse-
rah.

         Atur aja, Bleh! Yang mati sudah
takdir Illahi. Manusia suatu saat juga
akan mati. Mati kelaparan, dibunuh,
bunuh diri atau Covid-19. Pokona mah
sami-sami mati!

         Besok entah tambah berapa lagi?
Hidup new normal! Hidup new normal!
Mati yang abnormal!

         Ekonomi kudu dilanjutin. Mau hi-
dup atau mati, pokona mah new normal!
Penting ga penting, new normal pokona
mah! Sekadar jalan-jalan ke pantai, ke
puncak, ke mal jamak kalo kena covid.

          BLT mana lagi ya? Duit sudah ha-
bis buat baju lebaran dan beli rokok.
Masih kurang atuh yang kemaren mah.
Kami kelaparan, lebaran sudah lewat,
BLT lagi, boleh dong?

          Pemerintah kan cadangan duitnya
masih banyak? Rp 600.000 lagi masa
bangkrut? Kalau duitnya tipis, kan ma-
sih ada PNS? Potong aja lagi gajinya bu-
at kami yang terdampak corona. Atau
minta sumbangan tiap bulan dari PNS.


#menujukewarasanbaru


DALAM 2 TAHUN (1918-1920) DIPERKIRAKAN KORBAN MENINGGAL FLU SPANYOL SEKITAR 25 JUTA JIWA, BAGAIMANA DENGAN COVID-19?

         COVID-19 sejak merebak dari
Tiongkok baru berlangsung 7 bulan.
Korban meninggal sekitar 413.000
jiwa.

         Jika dibandingkan dengan flu
Spanyol (1918-1920) yang mening-
gal sekitar 25.000.000 di seluruh
dunia masih terlalu kecil.  Perlu
menunggu 17 bulan lagi (1 tahun
5 bulan) untuk tahu kedahsyatan-
nya.

         Bila dibandingkan pena-
nganan flu Spanyol yang masih
jauh dari kedokteran modern,
penanganan Covid-19 jauh
lebih baik. Namun begitu kita
masih harus menunggu 17 bu-
lan lagi.

         Kita yang hidup di abad XXI
ini tidak akan menyangka, dulu
orang Indonesia yang meninggal
akibat flu Spanyol berkisar 1,5 ju-
ta jiwa, saat masih dalam masa
penjajahan Belanda.

         Kasus positif Covid-19 di In-
donesia pertambahannya masih
fluktuatif. Ini seiring bergulirnya
PSBB sejak pertengahan April
2020.

       Perlu dijetahui kasus Corona
di Indonesia dimulai 02 Maret
2020. Sampai sekarang yang po-
sitif berjumlah 36.406 (+1.111),
sembuh 13.213 (+577) dan me-
ninggal hanya 2.048 (+48) terkon-
firmasi Jumat, 12 Juni 2020 pukul
12 00 WIB. Ini sangat kecil kema-
tiannya dibandingkan dengan
Amerika Serikat yang 115.130
jiwa.

Yang meninggal belum seberapa
baru 2.048 orang dibandingkan
jumlah penduduk Indonesia yang
265 juta jiwa.

Majulah terus Indonesia.
Pantang mundur!

#menujukewarasanbaru

PJJ CORONA TUH YANG SANTUY

         Masuk sekolah dalam waktu
dekat tak mungkin terlaksana.
Penularan masih merajalele.
Orang-orang masih bandel, ber-
keliaran tak tentu arah. Ini yang
memicu kekhawatiran guru ji-
ka sekolah ikut-ikutan transisi
new normal. Transisi saja sudah
rasa new normal. Bagaimana
bila langsung new normal?
Mungkin rasanya stroberi atau
minimal rasa srikaya.

         Ada-ada saja. Lockdown
tidak, tahu-tahu semua ingin
longgar. Kebablasan jadinya.
BLT kebablasan. Sekolah juga
kebablasan. Lagi Corona be-
gini, pegawai bagian staf, ma-
sih saja disuruh stand by.
Mungkin Covid-19 ini tidaklah
menakutkan.


         PPDB baru mulai. Sebagian
memilih online, sebagian lagi
jalur manual. Setelah selesai,
di bulan Juli nanti tahun ajaran
baru 2020/2021 segera (akan)
dimulai. Tetapi tanpa MPLS
(Masa Pengenalan Lingkungan
Sekolah).

         Lupakan tahun ajaran baru
dengan pembukaan seremonial
atau menggunakan virtual. Bila
dipaksakan virtual, tanpa keha-
diran guru juga bisa. Sekolah
bisa membuat aplikasi sendiri,
menampilkan fotoprofil nama
guru dan mengampu mapelnya.

         Kemudian saat tiba KBM la-
kukan dengan PJJ (pembelajaran
jarak jauh) yang santuy. Tidak di-
perintah harus pakai apa. Kemen-
dikbud cuma bilang: "Ayo Bapak-
Bapak/Ibu-ibu laksanakan PJJ,
semampunya saja!"

          Begitu kan asik? Santuy, ti-
dak ribet, tidak repot, tidak men-
tang-mentang.

          Penilaian pun diharapkan
santuy-sesantuy-santuynya. Se-
bab assesment ujung-ujungnya
KKM juga portalnya.

   
#menujukewarasanbaru

11 Juni 2020

TERSERAH, YANG MATI ELU BUKAN GUA

         Melihat pergerakan orang wara-
wiri, gemas dan menggemaskan. Ter-
serah, elu yang mati, bukan gua.

         Sudah berulang kali jangan per-
gi-pergi yang tidak penting. Pergi
wisata, pergi dugem, pergi ke puncak,
pergi ke laut, itu tujuan yang tidak
urgen dan berpotensi saling menu-
larkan corona. Terserah elu, badan-
badan elu, nyawa-nyawa elu, yang
mati nanti elu juga. Jangan membuat
repot gua.

         Susah memang mengatur
orang yang susah diatur. Semau-
maunya sendiri. Tidak kerja me-
ngeluh, dapat BLT bukan untuk
beli sembako, tetapi membeli
pakaian dan rokok. Disuruh te-
tap di rumah, malah jalan-jalan.
Positif corona uring-uringan.
Di test swab malah menolak.
Terserah elu dah!

         Elu yang ingin mati minta
membuka PSBB. Terserah elu!
Mungkin nyawa lu rangkap, ada
serepnya, ada cadangannya dan
punya ilmu kebal. Terserah elu,
keluyuran sana bareng komuni-
tas lu yang banyak gaya.
Terserah!


#menujukewarasanbaru

     

KERJA BERLEBIHAN MACAM TAK PUNYA PARU

         Kerja, kerja dan kerja macam tak
punya paru-paru. Begitulah yang ter-
jadi di Indonesia.

         Entah mengadopsi dari mana
praktik tersebut. Bagus untuk pene-
rapan disiplin. Tetapi tidak bagus un-
tuk penghasilan pegawai.

         Berikut hal yang dilakukan  pe-
merintah (pusat/daerah):

1) Membuat sensor jari (finger print)
     atau sensor mata

2) Memotong gaji pegawai dalam ki-
     saran 5% - 20% jika terlambat
     masuk kantor

3) Membuat aplikasi e-kerja dengan
     poin-poin yang harus diisi pega-
     wai secara harian.

4) Kegiatan ibadah shalat yang
     tidak menjadi prioritas, sebab
     mengganggu 3K (kerja, kerja
     dan kerja).


         Tampaknya manusia diang-
gap tak punya paru-paru. Kerja
tanpa istirahat. Di kantor dilema
dengan aturan kantor. Di rumah
masih dikejar aplikasi e-kerja.

         Yah namanya pegawai pasti
menurut saja perintah big boss,
meskipun gajinya juga masih te-
tap dipotong.

         Mereka tidak bisa melawan
secara frontal berhadap-hadapan.
Mereka melawan pakai jalur lu-
nak. Berunding, bernegosiasi sam-
pai mengemis habis-habisan.

         Mengenai ini bagi daerah yang
belum menerapkan hal itu, jangan-
lah. Sekali-kali jangan. Berpikirlah
yang rasional. Menggaji pegawai
jangan dengan iming-iming dan hu-
kuman. Berilah gaji pegawai yang
sesuai. Tidak terlalu besar atau ter-
lalu kecil.

          Sudah banyak contoh daerah
yang tidak ikhlas menggaji pega-
wainya. Sampai-sampai saat corona
mewabah masih masuk kantor, mes-
kipun muridnya libur. Dungu sekali,
yah pegawai, yah bos pembuat atur-
an.


#menujukewarasanbaru

CORONA LAMA, BIARIN

         Awalnya takut, jika corona
bertahan lama di bumi. Tapi me-
lihat fenomena berkawan de-
ngannya, maka ketakutan itu
menjadi lupa.

         Dunia ini bejubel dengan je-
nis-jenis manusia. Saatnya alam
yang melakukan seleksi, agar:

1) jumlah penghuni bumi tidak
    penuh sesak

2) terseleksi bibit, bebet dan bo-
    bot galur murni 😁

         Yang sudah mati, biarin bae.
Sudah waktunya barangkali?
Sekarang lihat berapa lagi yang
akan mati. Seleksi alam masih
berlangsung. Saat ini di seluruh
dunia baru mendekati 500.000
jiwa yang meninggal akibat ter-
papar covid-19. Masih rendah di-
bandingkan 7,75 miliar jumlah
penghuni bumi.

         Yang akan menyusul mati,
mungkin sudah resiko karena
lama di rumah tidak ada makan-
an atau hiburan. Jadi biarkan
adanya seleksi manusia.


#menujukewarasanbaru

PENDIDIKAN ITU SIMPEL, YANG REMPONG ITU ATURANNYA

         Indonesia hampir 75 tahun merdeka,
tetapi kurang pede dengan SDM yang di-
milikinya.

         Sering merecoki dunia pendidikan.
Membentuk dewan pendidikan dan hal-
hal lain yang kapasitasnya terlalu lebay.

         Assesment penilaian yang ribet ma-
cam polisi tidur, yang dibuat-buat. Setelah
itu terserah sasarannya, mau nyungsep
atau lompat jauh, siapa peduli. Kadang
assesment ditambahi portal dan rambu-
rambu.

         UN (ujian nasional) sudah dihapus,
tapi menteri masih gamang. Mencoba-co-
ba assesment lain. Entah memang karena
menguasai atau dibisiki oleh yang lain.
Perlu dimaklumi, sebab Mendikbid kita
yang baru, diangkat bukan karena kompe-
tensinya di jalur atau karier di dunia pen-
didikan.

         Menteri-menteri kabinet dan staf mi-
lenial ini tentu saja ada dampak positif
dan negatifnya.

Dampak Positif

         Kita bangga kepada orang muda yang
kaya dan bergelar pendidikan tinggi, mes-
kipun mungkin diperoleh dari dinasti atau
keluarga kaya dan terpandang.

Dampak Negatif

         Kita kecolongan usia. Sebab orang muda kerap masih kekanak-kanakan.
Yah meskipun kita tua, dulunya kita
pernah muda. Sehingga kita tahu, orang
muda biasanya hanya berkumpul sesa-
ma orang muda. Pikirannya belum ma-
tang. Apalagi kariernya kebetulan bagus.

        Balik lagi membahas dunia pendi-
dikan. Kurikulum Indonesia terlalu ba-
nyak muatan lokal. Peserta didik sebe-
narnya mau diarahkan ke mana?

         Ilmu yang diterapkan di Kurikulum
kita terlalu banyak. Bila perlu ilmu alam
goib barangkali ada. Hal ini sangat ber-
pengaruh pada kompetensi pribumi
(WNI). Sehingga ribuan TKA (tenaga ker-
ja asing) banyak direkrut perusahaan-
perusahaan di Indonesia. Entah karena
pimpinannya orang asing atau investor-
nya yang orang asing.

         Jangan ribet-ribet membuat kuriku-
lum. Jangan memersulit guru dengan
assesment yang berlapis macam sepo-
tong kue lapis. Mata pelajaran atau ma-
ta diklat diupayakan yang ramping.
Sudah waktunya Indonesia menghapus
yang tidak urgen untuk dunia kerja.



#menujukewarasanbaru

DAERAH BERBONDONG-BONDONG MINTA SUMBANGAN DAN MEMOTONG GAJI PNS

         Kebangkrutan negara sudah mulai
tampak sekarang. Memotong gaji PNS/
ASN dengan alasan untuk masyarakat
yang terpapar Corona. Padahal PNS pun
termasuk yang terpapar. Itu tindakan
semena-mena daerah.

         Yang lebih lunak adalah daerah me-
minta sumbangan tanpa memotong gaji.
Ini pun dengan alasan yang sama.

         Kebangkrutan pemerintah jelas se-
kali, baru jalan 3 bulan covid-19. Lang-
kah pemerintah yang menggelontorkan
Dana BLT telah kebablasan. Sifat masya-
rakat yang konsumtif tidak dipikirkan
dengan matang. Jika dibilang terdampak
memang betul, tetapi orang Indonesia
lebih suka hambur-hambur uang untuk
kegiatan membeli pakaian lebaran.
Aji mumpung istilahnya.

         Cadangan uang pemerintah menipis
dan membebankan daerah untuk men-
cari tambahan modal. Yang mudah disa-
sar adalah uang PNS. Padahal PNS juga
tiap bulan sudah dipotong pajak 5%  sam-
pai 15%.

         Wabah corona ini masih akan ber-
langsung lama. Hendaknya pemerintah
pusat dan pemerintah  daerah berpikir logis dan rasional. Penggelontoran BLT
atau pun lainnya seperti Bantuan dana Prakerja hendaknya dihentikan sebelum negara ini bangkrut. Jangan menjadi
Robin Hood yang pandir.

         Rakyat sebaiknya diberi sembako
saja. Karena saat orang di PHK, tidak
bisa berdagang dan usaha tutup, mere-
ka harus prihatin. Bukan diberi uang
jumlah besar. Sebab 1 orang dapat Rp
600.000 dikali jutaan orang, maka jum-
lahnya fantastis.

         Bayangkan apabila mereka seba-
gian tidak membutuhkan sembako,
tetapi untuk membeli rokok, bir,
narkoba dan pakaian untuk lebaran.
Negara membiayai orang yang salah.

         Sekarang dampaknya berimbas
kepada ASN. Apakah ASN/PNS tidak
terdampak? Pikir!



#menujukewarasanbaru


10 Juni 2020

GELOMBANG II CORONA, AH MITOS SAJA ITU

         Siapa yang tak kenal orang In-
donesia? Santuy, bray meskipun
orang yang meninggal sudah banyak.
Daripada lapar di rumah, lebih baik
mati di jalan.

         Banyak contoh daerah yang bu-
ru-buru ingin new normal. Alasan
ekonomi, cuy. Supaya tidak dituduh
bersalah, berbondong-bondong
bilang:

1) Transisi dahulu, new normal
     belakangan

2)  Sudah zona kuning

3) Ekonomi harus berjalan

         Gelombang ke-2 mah encer.
Yang penting transisi dahulu.

         Dari awal juga santuy. Saat baru
gelombang I, anteng-anteng saja.
Moda transportasi biasa normal,
bandar udara dan dermaga laut te-
tap berjalan. Tak ada upaya pence-
gahan.

         Santuy, paling nanti banyak
yang kebal. Kalau yang positif co-
vid bertambah, wajarlah negara
lain juga begitu. Santuy, jangan
siriklah.



#menujukewarasanbaru

BJJ ATAU PJJ TVRI AGAR TAHU KALENDER PENDIDIKAN

         Geram rasanya setelah mengetahui
tayangan belajar jarak jauh atau pembe-
lajaran jarak jauh TVRI yang tak sesuai
kalender pendidikan.


         Contohnya ketika kalender pendi-
dikan libur atau seharusnya sedang
masa ujian, TVRI masih saja mena-
yangkan program BJJ atau PJJ nya.
Entah apa yang dipikirkan TVRI dan
KEMENDIKBUD?


         Kontrak tayang berkisar 9,3
M (miliar) ini supaya dihentikan sa-
ja. Hanya menambah beban siswa,
guru dan orang tua.


         Seakan TVRI dan KEMENDIK-
BUD kurang kerjaan di tengah wa-
bah Covid-19.

     
         Biarkan PJJ guru saja yang
mengaturnya. Tidak perlu disu-
ruh harus zoom atau aplikasi
tertentu atau belajar dari radio.
Itu menambah beban. Jika alas-
an sinyal, maka siswa belajar
saja dari buku pelajaran. Jangan
memersulit guru dan siswa.
Cara penilaian juga jangan ter-
lalu memersulit guru.


         Perlu diingatkan kepada
Mendikbud, agar memiliki
pandangan yang logis dan
rasional terkait wabah corona.
Jangan plin-plan dalam meng-
ambil sikap. Jangan buru-buru
ingin membuka sekolah. Sete-
lah ditentang para orang tua,
baru tidak jadi membuka seko-
lah. Jangan buru-buru hendak
mengambil opsi atau sudah me-
rancang opsi di tengah tren pe-
nurunan kasus covid-19 belum
juga tercapai.



#menujukewarasanbaru

PASANG JURUS BERKILAH, INI KAN BARU TRANSISI, BUKAN NEW NORMAL?

         PSBB transisi rasa new normal telah
membuahkan hasil peningkatan jumlah
orang yang positif covid-19.

         Ini kan baru PSPB transisi? Artinya
masih transisi. Belum new normal. Apa
orang bilang? Iya kan, PSBB bukan lock-
down. Kalau lockdown kan belum tentu
berhasil? Coba sebutkan negara mana
saja yang lockdownnya berhasil!

         Maka dari itu kita bukan lockdown.
Dan ini masih transisi. Wajar jika tidak
berhasil. Kalau sudah new normal, baru
bisa dikatakan kita gagal. Lha wong be-
lum new normal?

         Ada daerah yang sudah membuka
sekolah, meskipun di ujung semester ge-
nap 2019/2020. Itu untuk kepastian ta-
hun ajaran baru 2020/2021 nanti bisa
belajar normal, tidak perlu PJJ (pembe-
lajaran jarak jauh) lagi.

         Jadi penyakit ini tidak perlu di'
khawatirkan. Yang meninggal tidak
sebanyak Amerika Serikat, Perancis,
Inggris, Brazil, Spanyol, Italia dan
Tiongkok.  Lagi pula Indonesia belum
melonggarkan PSBB. Masih transisi
menuju new normal.

          Jika pertambahan yang positif
covid-19 tak terbendung, kita tidak bisa dianggap gagal new normal. Tapi batal
new normal,  karena yang gagal itu ha-
nya transisinya. New normalnya belum
dilaksanakan.

         Terserah elu. Sak karepne ae!
Elu yang punya ini negara. Apalah
inyong?


#menujukewarasanbaru


RAKYAT TAK BUTUH ORANG CANTIK UNTUK CORONA

         Gugus tugas sudah kepayahan
dalam mengatasi corona. Sehingga
mengutus orang cantik untuk mem-
bacakan himbauan yang tidak ter-
lalu penting. Covid-19 yang masih
tinggi membuat masyarakat jengah
melihat orang cantik di kekinian up-
date corona.

         Hari ini saja rekor tertinggi
positif covid-19. Bertambah di hari
Rabu, 10 Juni 2020 atau 18 Syawal
1441 H sebanyak 1.241 orang.
Bukan orang cantik yang menyadar-
kan masyarakat. Melainkan koman-
dannya yang musti bijak.

          Ayo perbanyak lagi kegiatan
transisi new normal, supaya makin
tambah yang covid.


#menujukewarasanbaru

MEMBUKA SEKOLAH MULAI TANGGAL 8 JUNI 2020 AMAN?

         Sekolah yang dibuka mulai
tanggal 08 Juni 2020 hanyalah
untuk adaptasi di akhir semester
genap 2019/2020 sekaligus untuk
meyakinkan orang tua bahwa
tak akan terjadi apa-apa dengan
putra/putrinya.

         Daerah yang mulai membuka
sekolah sejak hari Senin, 08 Juni
2020 itu sebenarnya tidak mungkin
ada KBM (kegiatan belajar menga-
jar), karena dalam 2 pekan ke depan
rapot sudah dapat dibagikan.

         Hal itu dilakukan oleh daerah
yang sudah menganggap zona hijau
dan tidak ada kasus lagi. Tetapi jika
dalam satu pekan ke depan didapat-
an ada kasus baru covid-19, maka
daerah tersebut harus menutup seko-
lah. Jangan sampai warga sekolah
menjadi korbannya.

           Membuka sekolah dalam pekan
ini atau pekan depan hanyalah untuk
yakin membuka PPDB 2020/2021,
sementara siswa lama hanya main-
main di sekolah.      
            Yah namanya juga uji coba di
masa PSBB transisi. Indonesia adalah negara yang luas dengan daerah yang penularan covidnya tidak merata. Da-
erah lain masih zona merah dan zona
kuning, maka zona hijau merasa sah-
sah saja mulai membuka sekolah.
Semoga tak ada korban lagi.

         Daerah lain, mohon dipikirkan
lagi masak-masak. Sebab sangat riskan
membuka sekolah saat ini. Tak akan
kiamat jika membuka sekolah sampai
seluruh wilayah Indonesia aman.


#menujukewarasanbaru

MPLS BODOH JIKA DILAKSANAKAN SAAT COVID-19 MASIH MENGANCAM

         Upaya pelaksanaan Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah
dalam suasana pandemik Corona
masih belum mereda adalah tin-
dakan bodoh.

         Covid-19 masih mengancam.
Sesungguhnya MPLS atau yang
dahulu disebut MOS (Masa Orien-
tasi siswa) adalah acara atau kegi-
atan pengenalan berbagai sarana
prasarana yang terdapat di dalam
lingkungan sekolah kepada calon
peserta didik baru.

         Tujuan MPLS untuk mende-
katkan calon siswa kepada alma-
maternya. Untung-rugi kegiatan
MPLS dilaksanakan atau tidak,
terletak pada kalender pendidik-
an. Jika kegiatan ini dihapus, ti-
dak menjadi masalah serius, ka-
rena hanya lebih kepada seremo-
nial belaka.

          Sangat bodoh, lebih daripa-
da sekadar bodoh, jika tetap di-
laksanakakan ketika corona ma-
sih berupa ancaman. Seakan co-
rona hanya penyakit biasa yang
hilang dengan minum obat wa-
rung.

         Kegiatan MPLS perlu dipi-
kir secara rasional. Siswa tidak
akan merana tanpa MPLS.
Siswa akan selamat jika MPLS
tahun pelajaran 2020/2021 ini
dihilangkan. Siswa akan rentan
tertular virus corona. Siapa da-
pat menjamin siswa akan kebal
dari Covid-19?

         Omong kosong dengan pro-
tokol kesehatan yang akan dite-
rapkan. Physical distancing, cu-
ci tangan dan shift sekolah ha-
nya bualan di tengah kasus di
masyarakat masih tinggi. Jangan
korbankan warga sekolah untuk
mati sia-sia. Mereka lebih aman
belajar dan bekerja dari rumah.

        MPLS secara virtual bagai-
mana? Hanya membuang-buang
energi, seperti wisuda virtual.
Sudahilah kegiatan seremonial
yang membelenggu dunia pen-
didikan. Yang perlu dikerjakan
nanti adalah kegiatan belajar
mengajar jarak jauh. Itu pun ja-
ngan lagi membebani guru dan
siswa.


#menujukewarasanbaru

09 Juni 2020

JANGAN BERHARAP CORONA CEPAT BERAKHIR

         Biarkan Corona bertahan lama.
Begitulah yang terjadi di tahun ini.
Jika corona berakhir, akan kita sak-
sikan kembali orang-orang memuak-
kan sering tampil di televisi.

         Kesannya bagaimana? Iri? Terse-
rah! Dunia ini penuh sesak orang-
orang yang mencari sensasi. Saatnya
mereka dibungkam. Jika manusia ti-
dak bisa, virus corona sanggup me-
lakukannya.

         Semua orang semestinya dipri-
hatinkan. Banyak omomg yang akan
membuat orang muntah, selayaknya
sudah berhenti sejak lama. Tetapi
karena kelamaan eksis. Turunlah
wabah yang lebih eksis daripada  me-
reka.

         Kegiatan ekonomi tersendat se-
lama bertahun-tahun atau selamanya
tidak menjadi masalah, selama dunia
ini tenang. Korun-korun zaman mo-
dern harus dikurangi atau dihabisi
tuntas.

         Semua manusia pasti mati. Mati
saat ini atau nanti sama saja. Ekono-
mi mati saat ini atau nanti sama saja.
Corona ini adalah peringatan.



#menujukewarasanbaru

WABAH PANDEMIK COVID-19 MENGINGATKAN

        Corona mengingatkan hidup:

1) Jangan foya-foya
2) Jangan hura-hura
3) Jangan menyombongkan diri
4) Jangan asal omong
5) Jangan zholim
6) Jangan mentang-mentang
7) Jangan menindas
8) Jangan memerkaya diri
9) Jangan glamour
10) Jangan bermegah-megah
11) Jangan boros
12) Jangan curang
13) Jangan menjadi penjilat
14) Jangan memiskinkan diri

Kapan lagi dunia ini aman?
Saat Corona inilah!

Orang-orang berhenti perang,
berhenti berpolitik, berhenti
hidup boros dan bermewah-
mewah. Yang penting lagi ber-
henti omong kosong.

Berharap corona tak akan hi-
lang selamanya dari dunia.


#menujukewarasanbaru




LOCKDOWN BERHASIL, JIKA

        Lockdown berhasil di suatu
negara, jika:

1) Orang yang terpapar covid-19
     jumlahnya sedikit

2) Penambahan yang positif co-
     rona berkurang terus

3) Jumlah orang yang meninggal
     sedikit.

          Contohnya, sejauh ini nega-
ra Korea Utara dan Singapura,
terbilang berhasil lockdown. De-
ngan tingkat penularan kecil
dan kematian sedikit atau tidak
ada.

         Indonesia tak mau mengikuti
jejak dua negara tersebut. Dan le-
bih memilih PSPB, karena ongkos-
nya kecil. Tapi tiap hari bertambah
banyak yang posotif dan mati sia-
sia. Kita tidak boleh bilang itu du-
ngu, tetapi jaga-jaga bila lockdown
gagal. Indonesia tak gagal lock-
down, tapi PSBB yang gagal. PSBB
tidak sama dengan lockdown.

         Jangan ajari Indonesia soal lock-
down. Orangnya sudah pintar-pintar.
Indonesia kok mau dilawan?

       
#menujukewarasanbaru

SEKOLAH JANGAN MEMERSULIT GURU SAAT CORONA

         Selama masa PJJ, satuan pen-
didikan berlomba-lomba memer-
sulit guru. Betapa tidak? Cara PJJ
harus mengikuti petunjuk teknis
yang ditetapkan. Selain itu bagi
siswa yang sinyal internetnya
buruk atau tidak ada, para guru
berkunjung ke rumah siswa.

         Corona ini masih panjang,
6 bulan ke depan belum tentu
aman. Saran Saya:

1. Institusi pendidikan diharap-
    kan tidak kaku

2. Guru tidak sering-sering ke
    rumah siswa

3. Ulangan/ujian tidak perlu de-
    ngan uraian, baik daring,
    maupun luring

4. Tidak kamuflase nilai, seolah-
     olah nilai murni

5. Tidak perlu ada laporan kegi-
     atan PJJ

6. Tidak perlu ada daftar keha-
    diran guru ke sekolah, seakan
    tidak ada wabah berbahaya

7. Tidak perlu cepat-cepat ingin
     new normal dengan akan me-
     nerapkan protokol kesehatan
     selama wabah belum reda


#menujukewarasanbaru

PSBB TRANSISI RASA NEW NORMAL

         PSPB (PEMBATASAN
SOSIAL BERSKALA BESAR)
dari awal juga sudah terasa
aneh. Pelaksanaannya jauh
dari   LOCKDOWN.

         PSBB hampir sama  degan
tanpa pembatasan. Sekarang
para kepala daerah berlomba-
lomba transisi untuk alasan
agar ekonomi rakyat tidak ko-
laps. Begitu fenomenanya.

         PSBB direncanakan untuk
cepat-cepat new normal. Ter-
bukti saat PSPB masih diberla-
kukan , beramai-ramai daerah
menjalankan transisi. Yang is-
tilah mereka PSPB transisi.

         PSPB transisi dikemas de-
ngan rasa new normal. Yang
tak jauh beda dengan saat PSPB
baru bergulir. Tidak aneh jika
jumlah positif covid masih ting-
gi akibat pergerakan orang.


#menujukewarasanbaru

08 Juni 2020

INDONESIA HEBAT, SAAT NEGARA LAIN NEW NORMALNYA GAGAL, INDONESIA MALAH SIAP-SIAP PILKADA 2020

         Negara mana yang lebih hebat
daripada Indonesia? Tak ada!
Indonesia memang fluktuatif yang
positif covid dari hari ke hari.
Bukan berarti tidak bisa new normal

         Negara lain boleh gagal, karena
mereka tidak belajar dari Indonesia.
Andai mereka belajar dahulu dari
Indonesia, mungkin new normal
tak mungkin gagal.

         Kematian akibat corona kecil
jumlahnya. Yang mati itu pun
karena punya penyakit penyerta.
Dan rata-rata usianya sudah lansia,
sudah tidak produktif.

         Negara lain yang gagal new nor-
malnya kemungkinan tidak bertanya
dahulu ke Indonesia. Hai, Indonesia
amankah melaksanakan pemilu, ketika
yang positif belum tiris? Mungkin Indo-
nesia akan menjawab begini: "Coba du-
lu, kalau nanti berhasil, kami akan be-
lajar dari Anda!"

         Indonesia akan melaksanakan
Pilkada di Desember 2020. Pilkada ini
tertunda sejak corona merebak 3 bu-
lan lalu. Karena itu jika negara lain
berhasil, meskipun covid belum sirna,
Indonesia akan mencobanya.

         Pilkada dan pemulihan ekonomi
sudah tak terbendung lagi. Rasanya
seperti ingin menggaruk bisul.

         Bukti kehebatan Indonesia yang
patut diacungi 4 jempol adalah tidak
buru-buru membatalkan new normal
ketika orang Indonesia yang covid
masih bertambah sangat banyak.
Mengagumkan!


#menujukewarasanbaru

07 Juni 2020

BERSUKA-RIALAH KAWAN, SEKOLAH MASIH LAMA DIBUKA

         Kekhawatiran para orang tua pri-
hal kapan masuk sekolah lagi sangat
beralasan.

         Hari ini data positif covid- 19
masih tinggi. Orang yang positif
di rumah sakit masih 20.000-an.
Yang sembuh 10.498 (+591). Total
positif  berjumlah 31.186  (+672).
Yang meninggal sudah 1.851 orang
atau bertambah 50 daripada hari
kemarin.

         Persiapan new normal yang di-rencanakan dimulai tanggal 05 Juni
2020 satu per satu daerah  memba-
talkan dan lebih memilih transisi
new normal. Sebab berpikirnya ra-
sional.

         Transisi new normal rasa new
normal sungguhan sudah berjalan
3 hari. Kecenderungan penularan
tidak mengalami penurunan yang
berarti.

         Kesannya Indonesia percaya
diri sekali (amat percaya diri) sam-
pai ada keinginan membuka seko-
lah pada 15 Juni. Meskipun pada
15 Juni tersebut tidak mungkin ada
siswa, karena siswa masih dirumah-
kan. Tanggal 19 Juni 2020 mulai
pembagian nilai rapot semester ge-
nap tahun ajaran 2019/2020.

           Di sekolah hanya ada tenags
pendidik (guru) dan tenaga kepen-
didikan yang memang stand by se-
lalu sejak pertengahan bulan Maret
2020. Meskipun sebagian bekerja
dari rumah.

         Kita sebagai guru patut bersu-
ka-ria atas rasa abai masyarakat
terhadap wabah corona ini. Jika nu-
kan karena mereka, kita akan kem-
bali mengajar dalam waktu dekat.

          Objek-objek wisata kembali
ramai dengan orang yang sudah je'
nuh di rumah. Mereka tidak meng-
gubris lagi peringatan bahaya ber-
kumpul di saat covid-19 belum me-
nurun.

         Fenomena memadati objek wi-
sata sudah meramaikan peningkat-
an penularan. Rata-rata daerah cu-
ek saja. Hanya sedikit yang berani
mengusir orang atau memutarbalik-
kan kendaraan. Memang tidak pen-
ting ke objek wisata. Karena nyawa
taruhannya. Tapi yah new normal
sudah berkibar. Lebih lama saja
keadaan ini. Agar guru lebih banyak
mengajar dari rumah.

         Kita jangan pikirkan untuk mem-
buka sekolah dengan shift, satu meja
satu siswa atau pengurangan jam be-
lajar. Itu omong kosong saja selama
kasusnya belum tiris.

       

#menujukewarasanbaru





06 Juni 2020

BIARKAN CORONA LAMA, AGAR PERPOLITIKAN MATI SURI LEBIH LAMA

         Tentu kita sudah muak dengan
jargon-jargon politik dan elit politik.
Kalau perlu pemilu dan pilkada kem-
balikan di parlemen. Tak apa-apa se-
perti membeli burung dalam sangkar
yang tertutup kain.

         Selama 3 bulan ini, perpolitikan
di tanah air seperti mati. Itu baik ba-
gi kesehatan aliran darah warga ne-
gara.

         Pilkada ditunda merupakan angin
sepoi-sepoi. Lebih baik pemilihan ke-
pala daerah kembali bergulir lewat
DPRD. Ongkos politiknya juga tidak a-
kan semahal membuang-buang kertas
dan membuat panggung sandiwara po-
litik.

         Pilkada hanya menjadi ajang de-
bat tak berkesudahan. Perlu dipikirkan
lagi untuk melaksanakan di tahun co-
rona ini. Mungkin corona ini harus le-
bih lama, agar dunia ini aman. Katena
jika corona sebentar lagi selesai, maka
orang-orang pencitraan, berkepala
ganda, bermuka lain akan bertebaran
bak laron yang berhamburan ke jalan-
jalan.

          Pemilihan pemimpin sebaiknya
di parlemen saja. Warga negara tahu-
nya pokoknya makan. Apalagi kalau
ada wabah berkali-kali, ongkos politik
untuk BLT saja. Dan memajukan sek-
tor pendidikan dan ekonomi rakyat.
Daripada rakyat terus-terusan me-
nanggung biaya bpjs, bbm, listrik dan
lain-lain yang terus meningkat.

#menujukewarasan baru

     

SUER, COVID-19 TIDAK MENAKUTKAN

         Setidaknya itulah yang terjadi
di Indonesia. Sejak terdengar kabar
di Tiongkok ada wabah aneh pneu-
monia, tanggapan Indonesia biasa
saja, jauh dari Indonesia. Bahkan
ketika di negara benua Amerika dan
benua Eropa banyak korbannya,
Indonesia makin anteng saja. Yang
meninggal di Indonesia tidak semua
Positif Covid-19. Baru ODP atau PDP,
belum sempat diswab sudah keburu
mati.

           Kesan santuy orang Indonesia
pun jelas di dunia pendidikan. Para -
ru dan tenaga kependidikan masih
terlihat di sekolah agar tetap mengi-
si daftar kehadiran.


         Saat ini pun siswa masih bisa
ke sekolah untuk mengambil soal
ulangan kenaikan kelas atau pe-
nilaian akhir tahun.

         Ketika negara lain membuka
lockdown untuk pemulihan eko-
nomi, Indonesia pun tak mau ka-
lah langkah, sudah merencanakan
new normal, sedangkan kasusnya
belum di puncak.

         Sangking tidak menakutkan-
nya wabah pandemik corona ini,
jenazah pasien corona dibawa pu-
lang keluarganya tanpa mengikuti
protokol kesehatan. Atau membu-
ka peti jenazahnya untuk meman-
dikan mayat.

         Jadi apa sekarang? Percuma
saja pengorbanan tenaga medis
sebagai garda terdepan mengha-
dapi kasus covid-19 ini. Muncul
rasa ftrustrasi dan  terserah saja
penanganan wabah ini.

         Masyarakat abai di dalam
tempat-tempat publik, moda
transportasi , gedung-gedung
perkantoran dan rumah iba-
dah.




#menujukewarasanbaru
       

05 Juni 2020

UPDATE DATA UNTUK APA, BILA HANYA UNTUK NEW NORMAL?

         Bosan rasanya mengikuti per-
kembangan update data konfirmasi
penularan virus corona Indonesia.
Pendahuluannya lama sekali dan
nyaris bertele-tele.

         Data yang ditampilkan berkisar
kesimpulan sembuh yang makin ba-
nyak, tetapi yang positif juga masih
banyak. Tapi orang tidak peduli
pada kasus-kasus dan bersiap-siap
New Normal.

          Seharusnya biarkan saja tanpa
repot-repot konfirmasi. Kegiatan
ekonomi dan wisata sudah mulai
bangkit meski covid masih tinggi.

         Orang-orang sudah rindu jalan-
jalan. Ke pantai, ke puncak, ke mal,
ke bioskop dan lain-lain. Ada yang
sudah kangen ingin mengajar, ingin
sekolah dan ingin kumpul-kumpul.

         Ada yang sudah pasang strategi
bila sekolah kembali dibuka. Meski-
pun ada yang masih ingin WFH.

         Data-data harian itu untuk apa?
Apa memberi efek bagi prlindungan
warga negara? Orang merasa terpak-
sa di rumah. Terpaksa tidak bisa
mencari nafkah. Sementara data-da-
ta tidak membuat orang takut atau
jera.


#menuju kewarasanbaru


APABILA DALAM MASA TRANSISI MENUJU NEW NORMAL KASUS COVID-19 MELONJAK, SEGERA KEMBALI PERKETAT PSPB

         Belum new normal, orang-orang
sudah berhamburan ke mana-mana.
Tujuan yang sering diserbu adalah
objek wisata, mal dan lapak-lapak
dagang di pinggir jalan.

          Di masa transisi menuju new
normal, apabila terjadi lonjakan ka-
sus baru secara signifikan, segera
tutup akses semua laju pergerakan
orang. Transportasi juga harus di-
batalkan beroperasi.

         Dari awal penanganan virus co-
rona, pemerintah Indonesaia sudah
sangat terlambat. Pergerakan orang
dari luar negeri bebas masuk dan
keluar. Sekiranya sejak terjadi kasus
di Tiongkok baru permulaan mewa-
bah, segera tutup bandara dan der-
maga. Jangan menunggu ada kasus
tiba.

         Indonesia terlalu menganggap
remeh. Penerapan PSPB merupakan
keremehan berikutnya. Sekarang
malah mau menuju new normal
sebelum kurva penularan meladai.

         Ekuador, Brazil dan Swedia
adalah contoh negara yang paling
gagal. Korea Utara merupakan
contoh negara yang paling berha-
sil, karena tak ada kasus.

         Kita kurang peduli kesela-
matan. Lebih mengutamakan
ekonomi daripada nyawa sendi-
ri.  Lihat saja besok atau 1 pekan
ke depan, daerah zona merah
kembali bertambah. Perketat la-
gi PSPB (pembatasan sosial ber-
skala besar). Berlakukan kem-
bali jam malam dan tutup semua
akses masuknya kasus baru.


#menuju kewarasanbaru

04 Juni 2020

WISATA SEKOLAH SEBAIKNYA TAK DIJADWALKAN

      Study tour, apa pun bila ada
nama lainnya, sebaiknya tidak
menjadi agenda yang selalu
ditargetkan. Wacana penghapus-
an study tour atau sejenisnya
menjadi rencana yang perlu di-
wujudkan. Mengapa harus diha-
pus?

         Study tour atau wisata be-
jar menjadi:

1) Beban guru yang menjadi
     panitia

2) Beban orang tua yang mem-
     bayar ke sekolah

         Namun begitu  study tour
jangan diidentikan sebagai
praktik kerja siswa sekolah ke-
juruan. Sudy tour adalah khu-
sus wisata belajar bukan prak-
tik belajar. Bukan pula sebagai
praktik kerja.

         Peristiwa bencana virus
corona merupakan awal yang
tepat untuk menyudahi riwayat
study tour. Di tengah pandemik
ini banyak study tour yang ga-
gal berangkat. Bukan suatu ke-
wajiban pula, jika dipaksakan
harus berangkat, meskipun sis-
wa sudah membayar biayanya.

         Kesan study tour ini hura-
hura dan menari di atas keseng-
saraan orang tua. Bukan tidak
mungkin orang tua terpaksa
membayar, karena khawatir
anaknya tidak mendapat nilai.

         Semestinya para pemangku
kepentingan untuk bertindak
bijak demi nasib anak bangsa.
Semoga ke depannya study tour
atau apa pun nama lainnya dan
tujuannya dihapus saja dari du-
nia pendidikan.


#menujukewarasan baru

JUMAT, 5 JUNI 2020 HARI KELULUSAN SISWA SMP DI TAHUN CORONA

         Tanggal 5 Juni 2020 adalah
tanggal kelulusan siswa di tingkat
SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama). Kelulusan ini tanpa di-
akhiri kegiatan UNBK/UNKP kare-
na wabah Covid-19.


          Itulah hari yang ditunggu-
tunggu setelah 3 tahun sekolah.
Tidak ada wisata perpisahan atau
pun wisuda perpisahan yang su-
dah lazim terjadi di jenjang kelas
akhir. Siswa kelas IX diharapkan
tidak melakukan selebrasi dan
aksi corat-coret atau vandalisme
di situasi yang sulit seperti saat
sekarang ini.

         Momentum kelulusan hendak-
nya sebagai manifestasi kesadaran
untuk senantiasa mawas diri.
Kelulusan bukanlah akhir perja-
lanan pendidikan. Masih jauh lagi
langkah mereka.

           Awal Juni ini mereka akan be-
rebut tempat ke jenjang pendidikan
tingkat SLTA (Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas). Tahun ajaran baru
2020/2021 segera tiba. Keprihatinan
masih membayangi kehidupan
warga negara. Covid-19 belum se-
lesai. Mereka akan menghadapi
situasi belajar yang mau tidak mau
harus di rumah.

PEMBUKAAN SEKOLAH JANGAN TERGESA-GESA

         Pembukaan sekolah jangan terge-
sa-gesa. Corona masih akan mengancam
keselamatan warga negara. Kita refleksi
dari pengalaman negara maju seperti
Tiongkok, Korea Selatan, Finlandia,
Perancis dan Jepang. Mereka gagal suk-
ses pelandaian wabah. Benar memang,
sebelum penerapan new normal seolah-
olah berhasil dalam memerangi corona.
Baru 1 atau 2 pekan diterapkan era ke-
normalan baru, kasus penularan kem-
bali melonjak. Apalagi Indonesia, yang
baru saja merayakan lebaran dan ke-
disiplinan warga kurang sekali.

         Penerapan protokol kesehatan pada
masa covid-19 belum melandai adalah
bertarung dengan nyawa. Nanti siswa
malah menjadi korban kedunguan orang
dewasa yang egois dengan perhitungan
yang salah.  Ditunda masuk 2 sampai 4
bulan, bahkan 6 bulan tak menjadi ma-
salah. Jalan keluar terbaik adalah guru
kembali mengajar WFH (work from
home).

         Siswa kembali lagi belajar SFH
(study from home). Dengarkan himbau-
an guru, sebab guru yang paling me-
ngerti sekolahan. Kalau siswa bosan
di rumah wajar saja, perlu dimaklumi
karena mereka selama pengalaman
belajar dari rumah mendapat tugas
yang bertubi-tubi, baik dari guru,
maupun dari TVRI (televisi Republik
Indonesia.

         Hal yang dilakukan untuk saat
ini adalah melanjutkan dahulu tahun
ajaran baru 2020/2021 dengan mem-
buka PPDB (penerimaan peserta didik
baru). Mengenai KBM di sekolah ma-
sih jauh dilakukan. Menunggu terja-
dinya pelandaian kasus infeksi covid-
19.

         Intinya jangan tergesa-gesa dan
jangan sudah ada ancar-ancar masuk
berjenjang dengan shift atau mengu-
rangi jam belajar dan tanpa istirahat.
Lupakan itu! Nyawa lebih penting
daripada rencana.


#menujukewarasanbaru

TELEVISI TAK PERLU TERLIBAT PJJ

         Peran TV (TVRI) dalam pembe-
lajaran jarak jauh (PJJ) turut andil
dalam menambah tingkat kesetres-
an siswa. Bagaimana tidak?
Tayangannya diadopsi oleh guru
untuk dicatat dan dijawab oleh sis-
wa. Meskipun banyak bocoran ja-
waban soal, setidaknya siswa harus
mencatat materi tayangan dan
membuat jawaban di buku khusus
PJJ. Kemudian ditambah tugas dari
guru yang datang hampir tiap hari.
Ini yang membuat akhirnya siswa
rindu sekolah, karena di sekolah,
guru tidak tiap hari memberikan
tugas.

         Meskipun demikian bukan ber-
arti PJJ tidak perlu lagi dilanjutkan.
PJJ sangat penting di masa wabah
Corona  masih mengancam jiwa
warga negara. Caranya saja yang
perlu diperbaiki.

1) Tanpa keterlibatan TV
2) Tanpa keterlibatan radio
3) Tanpa tugas-tugas tiap hari
4) Tanoa terkungkung dengan zoom
5) Tanpa keharusan assesment yang
     rumit
6) Tanpa laporan yang dibebani ke-
     pada guru

         Merdeka belajar jangan hanya
omong kosong, begitu juga dengan
merdeka mengajar. Bukankah para
guru sudah mengikuti UKG (ujian
kompetensi guru)? Itu dilihat lagi
nilai-nilai para guru. Namun jangan
dilihat rekapitulasi rata-rata nasio-
nal. Melainkan nilai guru per guru.

         Nilai guru per guru jangan ha-
nya masuk karung kemudian diba-
kar atau ditimbang di pengepul.
Untuk apa nilai-nilai UKG tersebut,
jika guru masih dianggap tenaga
pendidik yang belum kompeten dan
masih harus diajari caranya menga-
jar? Artinya guru belum merdeka!


PEMERINTAH HARUS MELIHAT DATA PERSEBARAN COVID-19

         Tarik ulur wacana new normal
tidak lepas dari peran publik. Mayo-
ritas warga bangsa tidak mengharap-
kan new normal diterapkan dalam
pekan ini atau pekan depan.

          Alasan rakyat Indonesia sangat
masuk akal lantaran pelandaian co-
vid-19 belum terjadi di Indonesia.

          Penerapan new normal yang di-
gadang-gadang akan menormalkan
perekonomian negara terkesan ter-
lalu dipaksakan :

1) Masih banyak zona merah
2) Physical distancing di tempat ibadah,
     fasilitas umum dan sekolah yang
     akan diterapkan dengan ketat me-
     nandakan Corona masih merupakan
     ancaman
3) Her immunity di balik new normal
     menimbulkan keresahan, sebab
     kita tak mau jadi kelinci percobaan
     untuk mati

         Di mana-mana masyarakat juga tak
menginginkan sekolah dibuka dalam
waktu dekat. Daripada mengorbankan
generasi masa depan bangsa mati sia-
sia lebih baik pemerintah memerhati-
kan data persebaran COVID-19.

         Setelah PPDB 2020/2021 tidak  men-
jadi masalah apabila pembelajaran jarak
jauh kembali dilaksanakan. Saya seba-
gai guru paham sekali mengenai peni-
laian. Serumit apa pun assesment yang
diharapkan, ujung-ujungnya nilai juga
tidak boleh rendah, disesuaikan de-
ngan KKM (kriteria ketuntasan mini-
mal).

         Aspirasi siswa yang mengingin-
kan kembali bersekolah, karena jenuh
PJJ, rindu kawan, rindu guru dan lain-
lain kerinduan hendaknya ditanggapi
dengan nalar yang tepat.

         Tidak serta-merta kerinduan sis-
wa terhadap sekolah, lantas menjadi
acuan membuka sekolah. Ada pun di
balik kerinduan tersebut terkandung
keresahan:

1) PJJ terlalu banyak tugas
2) TVRI ikut membuat siswa stres,
     karena ada kewajiban mencatat
     materi tayangan dan menjawab
     soal di akhir tayangan

         Ujian semester, ujian kenaikan
kelas dan ujian akhir di masa PJJ sebenarnya juga tidak perlu dilaku-
kan. Seperti yang Saya ungkapkan
di depan, serumit apa pun assesment
ujung-ujungnya KKM juga. Oleh ka-
rena itu bentuk apa pun PJJ sebaik-
nya diserahkan kepada masing-ma-
sing guru. Guru yang paling tahu
cara mengajar dan menilai.


#menujukewarasanbaru


03 Juni 2020

KARENA CORONA LUPA PERANG

         Gaya-gayaan pamer kekuatan
terhenti gegara Corona. Jika hal ini
berlangsung lama, maka dunia ti-
dak akan mengalami PD III.

         Tentara saat ini fokus dalam
mengamankan bansos di tiap ne-
gara. Meskipun ketegangan masih
terjadi di lautan atau perbatasan
antarnegara. Tetapi itu masih ka-
lah dari keseruan Corona.

         Dalam situasi seperti ini, perang
kekuatan senjata bukan apa-apa di-
banding perang melawan corona.
Perang melawan BLT yang tidak
tepat sasaran. Perang kucing-ku-
cingan dengan Satpol PP atau
Polisi betulan yang menjaga,
supaya orang gagal mudik atau
gagal balik mudik.

         Pasti kita tak ingin lama-lama
berdampingan dengan corona.
Tapi apa yang terjadi apabila corona
berlalu? Perang lagi bukan?

       

  #menujukewarasanbaru

OPTIMIS DI BALIK ANCAMAN CORONA

           Data kematian akibat Corona di
Indonesia per 03 Juni 2020 sampai pu-
kul 12.00 WIB (waktu Indonesia bagian
barat adalah 1.698 (+35). Ini termasuk
sangat rendah dibandingkan jumlah
penduduk Indonesia sebanyak 265 juta
jiwa yang tersebar di 34 provinsi.

         Tercatat sebanyak 28.233 (+684)
yang positif sepanjang 3 bulan sejak
data pertama pada 02 Maret 2020.

         Sejauh ini jumlah orang yang sem-
buh berjumlah 8.406 (+471). Itu kiranya
yang meyakini pemerintah Republik
Indonesia akan memberlakukan new
normal bertahap mulai 04 Juni 2020
secara bertahap.

         Pemberlakuan uji coba dilakukan
di 4 provinsi dan 25 kabupaten/Kota.

         Jija ini berhasil, maka kekhawa-
tiran akan terjadinya gelombang ke-2
akan terpatahkan. Dan negara lain
dapat mencontoh Indonesia.

         New normal di saat kasus Corona
masih tinggi merupakan pertaruhan
politik Presiden Jokowi yang terpilih
di kali kedua : 2009-2014 dan 2019- .

         Jika gagal, maka di lain waktu
terjadi wabah pandemik, agar jangan
main-main dengan nyawa manusia.

         Kita tunggu apa hasilnya!


   

O : T : G

        Orang tanpa gejala (OTG)
diperkenalkan oleh gugus
tugas BNPB (badan nasional
penanggulangan bencana)
pada wabah COVID-19 (corona
virus disease 2019).

         OTG artinya orang yang
karier penyakit menular tanpa
mengalami gejala penyakit.
Orang ini membawa penyakit,
meskipun tampak sehat.

        Apa bedanya OTG dengan
OHI (orang yang herd immuni-
ty)?

         Orang tanpa gejala belum
imun dari penyakit menular.
Sementara OHI sudah imun
dari penyakit menular.

         Orang yang OTG dapat
terus-menerus menularkan.
Orang yang OHI akan me-
lindungi orang dari penular-
an.

         Herd Immunity akan ter-
bentuk, apabila kumpulan atau
kelompok orang tidak memba-
tasi diri dan tidak menjaga ja-
rak serta tidak menggunakan
APD (alat pelindung diri) dalam
interaksi sosialnya. Agar orang-
orang saling menularkan.


         Swedia adalah negara yang
sudah menerapkan pola herd
imunity. Hasilnya sejauh ini ada
4.000 kematian akibat Corona.
Apakah warga negaranya ber-
hasil membentuk OHI dalam jum-
lah yang besar? Belum ada yang
menelitinya. Tapi sejauh ini yang
mati karena Corona lebih banyak
daripada Indonesia. Apakah kita
juga mau mencoba?


#menujukewarasanbaru

02 Juni 2020

JANGAN BERPIKIRAN KIAMAT AKAN TIBA

        Kiamat tiba hanya Allah SWT
yang tahu.

        Jangan ke arah kiamat berpikir-
nya. Belum ada tanda-tanda kiamat
dalam waktu dekat. Yang sekarang
kita lakukan adalah selamat dari
wabah Corona. Ini bisa terjadi
tahunan, tidak selesai-selesai.

         Tak bisa dibayangkan yang
terjadi jika Corona tanpa ujung.
Mungkin kita harus bernalar
panjang, tak kan selamanya ke-
kal kehidupan berbangsa dan
negara. Suatu ketika Indonesia
juga akan pecah menjadi 10
negara. Tiada ideologi yang
permanen, kecuali ideologi
langit.

         Panggung sandiwara du-
nia ini selamanya menjadi
panggung hiburan. Kita cuma
berharap negeri akhir yang
manis.

         Langkah kita sekarang
memerbaiki diri. Pencarian
dan pencapaian duniawi
tak akan pernah abadi. Tak
ada yang menjamin suatu
keabadian. Kecuali keabadi-
an hanya milik Allah SWT.

         Suatu saat Indonesia
akan runtuh. Entah kapan.
Tapi jangan tunggu kiamat.
Tak ada jaminan. Kita hanya
manusia.

         Selama kita masih NKRI
buarlah itu. Tapi jangan
yakin NKRI akan kekal.

         Kita tidak tahu kejadian
di masa depan. Seperti Covid
ini, siapa yang menduga.
Prediksi Indonesia ekonomi-
nya akan maju, dalam masa
hitungan bulan, rusak itu
kalkulasi karena Corona.

        Tak ada yang menjamin
kita akan kekal. Tak ada.
Tapi kita berusaha untuk
lama. Lama bukan berarti
kekal. Untuk apa menggapai
kekuasaan yang tak akan
mungkin kekal. Perbekali
diri untuk perjalanan ke
negeri tujuan akhir kita.

ANCAMAN PENYAKIT LAIN

         Pandemik COVID-19  belum berakhir,
saat ini muncul penyakit lain di Kongo,
yaitu Virus baru Ebola.

         Tidak menutup kemungkinan Virus
Corona akan bermutasi sebagai Corona
baru di masa mendatang.

         Virus dipandang dari sudut biologi
adalah peralihan antara benda mati dan
makhluk hidup. Dikatakan benda mati,
karena tubuhnya tidak bersel dan tidak
bisa hidup di luar tubuh makhluk hidup.

         Dikatakan sebagai organisme, karena
dapat menggandakan diri dan memiliki
asam nukleat.

         Oleh karena dapat menggandakan
diri atau duplikasi itulah kita fokuskan
bahwa virus adalah organisme. Secara
genetis tentu saja virus memiliki gen,
sebagai unit terkecil pewaris sifat.
Sebab itulah virus juga dapat bermu-
tasi seperti organisme lainnya.


         Corona baru permulaan untuk
wabah beruntun. Kasus Ebola yang ke-
mudian muncul kembali, sebagai pe-
ringatan bahwa dunia ini belum aman.


         Virus Corona suatu saat akan ber-
beda karakteristik di tiap negara. Jadi
apa lanjutnya? Dunia akan mengalami
lonjakan varian-varian Virus Corona
yang baru. Bersesuaian dengan gennya
masing-masing bangsa.

HERD IMMUNITY DAN NEW NORMAL

        Herd immunity dan new normal,
dua istilah yang berlainan. Di satu
sisi, orang diharapkan tubuhnya imun
dan di sisi lain orang diharapkan ber-
kegiatan seperti  biasa. Ekonomi akan
berjalan terus, sementara corona ma-
sih mengancam jiwa.

        Di situlah inti dari yang katanya
berdamai dengan corona. Dengan di-
bukanya kegiatan ekonomi, dengan
kembali ada inuteraksi antarwarga,
akan menghasilkan penularan yang
masif. Sehingga terjadi kekebalan
tubuh segera terjadi pada lingkup
ruang yang luas dan jumlah yang
besar.

         Apakah cara itu berhasil?
Ada 2 kemungkinan. Perhatikan:

1. Warga yang lolos dari masa
     kritis tertular atau tak pernah
     mengalamir gejala, akan kebal
     dari virus secara alami

2. Kemungkinan lainnya, jumlah
    warga yang mati makin tinggi

         Itulah pilihan yang sulit. Pereko-
nomian mati suri, jika lockdown ber-
kepanjangan. Atau membiarkan warga
mati, karena herd immunity. Hanyalah
Tuhan yang tahu.

TENAGA KERJA ASING DAN SHALAT 5 WAKTU

         Sungguh miris, kerja duniawi
mengalahkan bekal akhirat nanti.
Setidaknya itu yang menjadi alasan
orang-orang di perusahaan, pabrik,
gerai, kantor dan layanan publik
lainnya menggunakan aturannya
yang menapikan kebutuhan religius.

         Seakan 1 detik pun orang tidak
boleh berhenti bekerja. Bahkan di
negeri makmur, yang mayoritas ka-
tanya muslim mendatangkan beribu-
ribu TKA (tenaga kerja asing) karena
mereka rajin bekerja tanpa perlu
shalat.

         Camkan baik-baik, hitung-hitung-
an dunia ukurannya dunia saja. Ke-
cuali bila manusia menganggap negeri
kunjungan terakhir tidak ada.

         Shalat yang hanya menghabiskan
durasi 5 menit + jalan menuju masjid
atau mushola lebih kurang bolak-balik
+ wudhu memakan waktu 45 menit x
2 atau 3 waktu shalat di tempat kerja =
90 menit sampai 2 jam 15 menit,
tidak akan merugikan tempat kerja.
Sebab keuntungan dan kerugian sudah
diatur oleh Allah SWT.

          Sekarang tengok, wabah Corona
telah mampu memorak-porandakan
ekonomi yang sudah berjalan. Target
pertumbuhan 5% - 6 % cuma isapan
jempol belaka.

         Ingat kita mencari penghidupan
jangan hanya 3 K ( kerja, kerja dan
kerja). Tapi seharusnya KIUA (kerja dan
Ibadah untuk Akhirat). Itu yang nama-
nya negeri Aman, Damai dan Sejahtera
Lahir dan Batin.


#menujukewarasanbaru

PEMBERANGKATAN TAHUN HAJI 1441 H BATAL SEBAB CORONA

         Rukun Islam yang ke-5 :
Melaksanakan ibadah haji,
tahun 1441 H terpaksa harus
batal. Otoritas Arab Saudi
belum dapat memberi ke-
pastian, karena wabah yang
masih merupakan pandemik
di dunia ini belum juga surut
sampai awal Juni.

         Hal tersebut disampai-
kan oleh Menteri Agama Re-
publik Indonesia, Fachrurrozi
pada hari Selasa, 02 Juni 2020.

         Ibadah haji adalah iba-
dah wajib bagi yang telah
mampu, urung terlaksana
karena masalah keselamatan
jiwa. Sebelumnya Arab Saudi
telah menutup akses ibadah
Umroh sejak Februari 2020.

         Belajar dari pengalaman
masa lalu, Indonesia juga
pernah membatalkan pem-
berangkatan haji, misalnya
ketika ada Agresi Militer
Belanda tahun haji 1946,
1947 dan 1948. Tahun 2020
ini adalah tahunnya Corona.
Semua harus mengerti.
Ibadah haji bisa ditunda,
tetapi hidup tidak bisa
ditunda, sebab nyawa
tidak punya cadangannya.


#menujukewarasanbaru

SHIFT SEKOLAH DAN JAGA JARAK, TANDANYA BELAJAR DI SEKOLAH TIDAK AMAN CORONA

         Usulan mengenai pemberlakuan
shift dan jaga jarak di sekolah yang
sempat mengemuka untuk melaksa-
nakan new normal menandakan:

1) Corona masih merupakan ancaman
2) Sekolah akan rentan penularan
3) PJJ adalah solusi penyelamatan
     jiwa warga sekolah

         Pembelajaran jarak jauh (PJJ) masih
perlu dilakukan beberapa bulan ke depan
setelah PPDB selesai mendapatkan peser-
ta didik baru.

         Pengunduran tahun ajaran baru
menjadi 2021/2022 yang diusulkan
oleh pemerhati pendidikan yang
dimulai Januari 2021 juga bukan
solusi yang rasional, jika:

1) PJJ dilanjutkan di semester genap
     2019/2020. Ini menimbulkan
     kerugian bagi pihak guru, sebab
     sia-sia melakukan PJJ, sementara
     Semester genap telah berakhir.

2) Terjadi kekosongan selama 6
     bulan antara Juli 2020 sampai
     Desember 2020.

         Solusi protokol kesehatan yang
akan berlaku jika KBM digelar mulai
13 Juli 2020 + ada kegiatan MPLS
(Masa Pengenalan Lingkungan
Sekolah) yang mungkin dipaksakan
terjadi merupakan tindakan yang
aneh bin ajaib. Sehingga daripada
demikian, maka PJJ adalah solusi
tepat setelah PPDB.


         MPLS adalah kegiatan yang
tidak terlalu urgen di masa sulit.
Belajar dari rumah melalui TVRI
juga bukan solusi, sebab lebih
banyak bebannya bagi siswa de-
ngan kewajiban menjawan soal.
Karena memang begitulah yang
terjadi, guru meminta siswa
mencatat tayangan materi dan
menjawab soal setiap hari me-
lalui TVRI.


#menujukewarasanbaru

01 Juni 2020

NEW NORMAL YANG MASUK AKAL, SEKOLAH BELUM BUTUH

        Tanpa melihat fakta, semua omong
kosong. Corona masih menjadi ancaman
terhadap warga negara. Lihat datanya,
bung!

         Orang-orang stres, karena tidak
dapat mandi di laut atau kolam renang.
Makanya ketika PSBB dilonggarkan dan
akan ada kesempatan, ibarat rayap yang
keluar dari sarangnya, langsung me-
nyerbu objek wisata.


         Apabila mereka sadari, apa pen-
tingnya main pasir di pantai atau
berendam di kolam dibandingkan
menjaga 1 nyawa yang tidak ada
cadangannya?

         Satu lagi, mengenai sekolah. Itu
yang sekolah bukan siapa-siapa, tapi
anak-anak masa depan bangsa.
Jangan menjadi korban corona,
karena ide dan ego orang gila.
Teruskan PJJ dari rumah sampai
wabah ini berakhir.

         Guru juga dapat menjadi
korban. Sebab guru juga manu-
sia seperti yang lainnya.


         Mari sadarilah sebelum
terlambat. Corona mungkin
tidak bisa lenyap, tapi bukan
berarti kita akrabi. Yang
membunuh seperti itu harus
dibasmi. Tunda kegiatan be-
lajar mengajar (KBM) di
sekolah. Sampai ada kepas-
tian bahwa Covid-19 sudah
mampu dijinakkan.


#menujukewarasanbaru
   

PERIBADATAN SHALAT BERJAMAAH MENGIKUTI PROTOKOL CORONA

        Sadar atau tidak sadar, corona
mampu membuat sejarah baru untuk
tata cara shalat berjamaah.

         Kesempurnaan sahnya shalat
berjamaah terletak pada lurus dan
rapatnya tiap shaf. Tetapi oleh corona
itu sekarang berubah. Jarak antar-
jamaah dan shaf kini tidak boleh rapat.

         Kebutuhan manusia untuk per-
siapan ke negeri tujuan akhir tampak-
nya tidak mampu mencegah masyara-
kat menggelar ibadah di masjid atau
mushola, meskipun corona sebagai
sebuah ancaman. Bahkan ketika laju
peningkatan penularan corona juga
belum surut.

         Penerapan PSBB yang rata-rata
berakhir 1 pekan atau 2 pekan lagi,
masyarakat tidak sabar untuk kem-
bali beribadah bersama-sama.

         Tak apa-apalah shaf berjarak
1,5 meter demi mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Itu kiranya
pemberlakuan shaf longgar diterap-
kan. Meskipun berkegiatan dengan
membentuk kumpulan warga dapat
memicu cluster baru di tempat
ibadah umat Islam tersebut.


#menujukewarasanbaru

MEMERINGATI PERISTIWA SILAM SECARA VIRTUAL BUKTI ORANG SUDAH MULAI STRES MASSAL

        Orang-orang stres bermunculan
melalui layar virtual. Pembelajaran
jarak jauh atau pun kegiatan lain
yang berlangsung kemudian.

         Mungkin inilah makna ber-
damai dengan Corona, yang en-
tah sampai kapan betah tinggal
di permukaan bumi.

         Rapat virtual antara Bos dengan
bawahan, PJJ antara guru dengan siswa-
nya. Dan di negeri yang bernama Antah
Berantah tak mau ketinggalan secara
virtual pula bertatap muka untuk
mengenang atau memeringati suatu
peristiwa.

         Corona mampu melahirkan orang-
orang kurang waras baru dan memben-
tuk karakter orang menjadi tidak waras.


#menujukewarasanbaru

PJJ YANG TIDAK MEMBEBANI SISWA DAN ORANG TUANYA

         Pembelajaran jarak jauh
(PJJ ) yang sudah berlangsung
3 bulan selama pandemik
Corona menjadi awal kesiapan
untuk PJJ berikutnya setelah
PPDB tahun ajaran 2020/2021.

         Yang Saya lakukan adalah:

1. Memberikan materi pelajaran
    melalui soal di blog yang sudah
    lama Saya buat

2. Membuat 5 blog baru untuk
    kegiatan PJJ

3. Memberikan materi di blog baru
    tersebut

4. Mengkhususkan 1 blog baru untuk
    dua bab materi terakhir semester
    genap

5. Tidak memberikan tugas. Saat itu
     tugas dari guru lain sudah banyak,
     sehingga Saya tidak ingin menambah
     tekanan yang membuat siswa
     tambah stres

6. Nilai Saya anggap sudah siswa dapat-
    kan dari sebelum PJJ dan membaca
    atau belajar dari blog Saya

    Contoh blog Saya :

azis49ekosistem.blogspot.com

jangkasorongazismikrometersekrup.blogspot.com

getarangelombang.blogspot.com


         Untuk PJJ berikutnya, oleh karena
siswa belum punya nilai, maka Saya
akan:

1. Memberikan tugas 1 bulan
    sekali sampai sekolah masuk
    normal KBM di kelas

2. Siswa belajar dari blog baru yang
     Saya buat :
   
     azis49pengukuran.blogspot.com

     Blog tersebut memang Saya persiap-
     kan dari sekarang. Tetapi isinya
     belum banyak.

         Untuk tugas, pemberitahuan-
nya melalui WA dan blog di atas.

         Saya tidak menggunakan zoom,
karena tidak ingin siswa mencatat
dari penjelasan video conference.
Dengan blog, siswa mencatat dengan
tidak tergesa-gesa dan tidak akan
terlewatkan materi pelajarannya.

         Bagi rekan-rekan guru boleh
mencoba cara Saya dengan membuat
blog. Jika tidak punya blog dan tidak
ingin zoom, dapat memberi tahu
siswa belajar mandiri dari:

A. Buku paket
B. Blog orang lain
C. Website orang lain
D. Sumber lain

         Semua jika dikolaborasikan
akan memberikan PJJ yang baik.

       Bagi daerah atau siswa yang
memiliki keterbatasan gadget dan
sinyal internet, cukup belajar man-
diri dari buku paket.

         Dengan cara yang Saya lakukan
dan sarankan, tidak akan membebani
siswa selama di rumah. Demikian pula
orang tua tidak turut terbebani. Hanya
diberi himbauan pendampingan jika
orang tua kebetulan ada di rumah
drngan  mengikuti petunjuk guru.
Sehingga tugas-tugas rumah tangga
tidak terganggu. Dan bagi orang tua pekerja, pekerjaannya tidak akan
terganggu.



#menujukewarasanbaru

KOMANDO YANG KELIRU MEMUNCULKAN CLUSTER BARU COVID-19

         Kita butuh satu komando
yang cerdas. Tidak hanya dari
kalangan terpelajar. Untuk apa
terpelajar apabila tidak cerdas?

          Indonesia masih meberap-
kan lockdown versi sendiri, yakni
PSBB. Namun begitu ketidak-
disiplinan warga telah mewarnai
setiap sudut pemberitaan.


           Di sektor pendidikan misal-
nya, pemangku kebijakan lebih
mengkhawatirkan PAT (Penilaian
Akhir Tahun)/UKK (Ulangan
Kenaikan Kelas) ketimbang
menyelamatkan nyawa siswa.
Siswa masih saja diminta me-
ngerjakan soal PAT meskipun
cuma sebentar mengambil soal
ke sekolah atau orang tuanya
yang mengambilkan, kemudian
dikerjakan di rumah.

         Saya mengacungi jempol
kinerja Dindikbud yang melarang
PAT/UKK dalam bentuk kegiatan
apa pun. Sebab memang apa perlu-
nya jika nyawa taruhannya?

         Dunia pendidikan kita penuh
nilai rekayasa melalui KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Untuk apa
lagi kamuflase seakan-akan nilai
tanpa kebohongan? Apa belum
cukup tugas selama PJJ di bulan
Maret sampai Mei? Itu saja yang
mustinya digunakan. Daripada
menyampaikan berita pengambilan
soal PAT/UKK ke sekolah, meskipun
dengan protokol kesehatan.
Ini sama saja seperti tugas dari
TVRI yang tak mau ketinggalan
menambah beban masyarakat di
dalam kesulitan.

         Cluster-cluster baru Corona
tetap akan bermunculan menje-
lang dan setelah penerapan new
normal yang gagal.

         Masyarakat kita tidak taat
aturan. Berpikir tidak rasional
dan lebih mementingkan ide
kelompok. Maka dari itu sangat
diperlukan seorang "komandan"
yang cerdas. Yang dapat membe-
rikan rasa nyaman.


#menujukewarasanbaru

BEBASKAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH

         Tampaknya PJJ di Indonesia
tidak terelakan lagi. New normal
akan gagal.

          PJJ jangan lagi melibatkan
TVRI (Televisi Republik Indonesia).
Kecuali jika tidak ada tayangan
soal di akhir pembelajaran. Sebab
dengan adanya soal telah meng-
kungkung kebebasan siswa.

         Kemendikbud terlalu memak-
sakan kehendak. Besar kemungkin-
an disebabkan menterinya tidak
menguasai bidang pendidikan,
meskipun sudah bergelar S-3.

         Bidang pendidikan tidaklah
sesederhana yang dipikirkan.
Katanya "Merdeka Belajar".
Apanya yang merdeka?

         Biarkan guru yang membuat
gayanya sendiri untuk pembela-
jaran jarak jauh.

        Dana 9,3 miliar rupiah yang di-
bayarkan kemendikbud, biarlah
sudah sia-sia. Daripada menjadi
tontonan yang membebankan ke
siswa. Di rumah saja bukan berarti
memelototi dan mencatat tiap hari
dari Senin sampai Jumat dari ta-
yangan yang super mahal ini.

         Banyak beban siswa selama
PJJ yang berlangsung 3 bulan itu
(Maret, April dan Mei). Tugas dari
guru membeludak, plus catatan
dan soal yang harus dijawab dari
TVRI. Sepertinya kurang kerjaan
saja kemendikbud kita. Dalam hal
ini TVRI-lah yang diuntungkan
atau istilahnya simbiosis komen-
salisme. Mungkin dua-duanya
sama-sama untung atau simbio-
sis mutualisme.

          Pembelajaran jarak jauh
jangan dipaksakan.  Apalagi jika
hanya menjadi beban. Mau diton-
ton atau tidak, jangan ada soal
dari TVRI. Biarkan siswa untuk
fokus kepada PJJ guru saja.


#menujukewarasanbaru

REKRUT TKA, KARENA TKA GA PERLU SHOLAT

     TKA Tiongkok akan masuk lagi ke Indonesia, meskipun kemung- kinan akan menyebar virus coro- na lagi.       Mereka rajin bekerja, k...